"Terima Kasih Atas Kunjungan Anda. Silahkan Tinggalkan Pesan, Kritik, Saran & Komentar Anda Yang Sangat Saya Harapkan !

Selasa, 09 Desember 2014

INFO NO HP CEWE BISPAK DISERTAI FOTO BUGIL DI HOTEL, KOTA ANDA - Melanesia Pos

BISPAK CEWE CW HP NO BUGIL HOTEL FOTO JOGJA INFO NOMOR SMU CARI SPG TANTE DAFTAR MAHASISWI SMA TELEPON BISYAR INDONESIA NGENTOT CE GAMBAR MEMEK TELP ALAMAT

 

Bispak cewe cw hp no bugil hotel foto jogja info nomor smu cari spg tante daftar mahasiswi sma telepon bisyar indonesia ngentot ce gambar memek telp alamat artis cerita fs video solo telanjang model telpon ym yogya tempat wanita anak batam. Bispak cantik forum ayam kampus cwe janda tlp gallery indo kota pekanbaru blog bokep cew id nomer photo 2008 gratis hot panggilan download mahasiswa tya amoy 2009 chinese online chika email perek situs free nakal sexy toge lonte seksi.
Bispak iklan jablay tarif youtube 081 cikarang jember montok booking cewek2 cewk cwek frienster komunitas list pijat arab china girl jkt madiun mesum chat data pesan 18 freelance jogjakarta bule club film mencari salon blok m cjb net kost. Pecun perempuan 17 bintaro xxx butuh cewex chating dunia karyawati panti akhwat bsd indramayu jaksel mangga besar mojokerto petra tebet caddy cewe2 cowo gabby nyari psk kalibata mp3 tulungagung upn kencan pelacur ika tia nocan.

PENTING:
- Jika ditelepon tidak aktif, silakan SMS saja atau coba hubungi di lain waktu atau hubungi nomor cewek yang lainnya.
- Mereka suka cowok yang to do point, tidak berbelit-belit, jadi langsung saja ungkapkan maksud dan tujuan Anda.
- Jangan bilang mengetahui nomor hpnya dari internet/situs web, bilang saja dari teman.

MEI, muka cantik, kulit putih, tubuh langsing, rambut panjang, nomor HP 02291602280, FB: meiiue@yahoo.com
DESI, muka manis, kulit kuning langsat, tubuh montok, rambut pendek, nomor HP 085728222190
WATI, muka manis, kulit kuning langsat, tubuh montok, rambut panjang, nomor HP 02291346766
INES, muka cantik, kulit putih, tubuh langsing, rambut panjang, nomor HP 02291648572
DEWI, muka cantik, kulit putih, tubuh montok, rambut pendek, nomor HP 085659982934
AMEW, muka cantik, kulit putih, tubuh montok, rambut panjang, nomor HP 02291758767
MEL, muka manis, kulit kuning langsat, tubuh langsing, rambut panjang, nomor HP 08997943394
OPAY, muka cantik, kulit putih, tubuh langsing, rambut panjang, nomor HP 02291440816
SEMA/ICA, muka cantik, kulit putih, tubuh langsing, rambut panjang, nomor HP 02293356552
ANITA, muka manis, kulit kuning langsat, tubuh montok, rambut pendek, nomor HP 02293358308
IMA, muka manis, kulit kuning langsat, tubuh montok, rambut pendek, nomor HP 08997184132
BEBY, muka manis, kulit kuning langsat, tubuh montok, rambut pendek, nomor HP 081322221134
EMI/NELI, muka manis, kulit kuning langsat, tubuh langsing, rambut pendek, nomor HP 085294831031
DIRA, muka cantik, kulit kuning langsat, tubuh langsing, rambut panjang, nomor HP 02292020204
FENTY/EKA, muka cantik, kulit putih, tubuh langsing, rambut panjang, nomor HP 02292886248
TAMARA, muka manis, kulit kuning langsat, tubuh montok, rambut pendek, nomor HP 03178256213
DIANA, muka manis, kulit kuning langsat, tubuh montok, rambut pendek, nomor HP 02292348210
TIA, muka manis, kulit kuning langsat, tubuh montok, rambut pendek, nomor HP 081271773311



CLIP VIDEO PORN SEX REMAJA MASA KINI

Ass menonton Remaja Ketat nya Dapatkan Kacau

The look of pure joy in this bitch's face as her eyes roll back into her skull and her tight teen ass gets penetrated hard is amazing. Tampilan sukacita murni di wajah ini jalang sebagai matanya memutar kembali ke dalam tengkorak dan pantatnya remaja erat-erat akan menembus keras sangat mengagumkan. You can tell her ass is getting stretched far and wide and she is feeling both pain and pleasure. Anda dapat memberitahu pantatnya semakin membentang jauh dan luas dan dia merasa baik rasa sakit dan kesenangan. Her ass is getting pounded furiously. Pantatnya semakin ditumbuk marah. She wants it further inside her tight teen ass. Dia ingin lebih jauh di dalam pantat remaja erat-erat. Hardcore anal sex at its most gruesome! Hardcore anal sex paling mengerikan nya!

Tight Brunette Fucked In The Ass Ketat Brunette Kacau di pantat

This cute brunette got her tight asshole penetrated until she was screaming out in agony. Cokelat manis ini punya bajingan erat-erat menembus sampai ia berteriak kesakitan. As much as it hurts to get fucked hard in her ass, she also takes great pleasure in anal sex and tried to enjoy it every chance she gets. Sebanyak sakit untuk mendapatkan fucked keras di pantatnya, ia juga mengambil kesenangan besar dalam seks anal dan mencoba menikmati setiap kesempatan dia mendapat. Watch as her tight asshole gets stretched until it is left looking like a gaping black pit! Watch sebagai bajingan ketat nya mendapatkan ditarik sampai yang tersisa tampak seperti sebuah lubang hitam menganga!

Anal Sex Craving Seks anal Idaman

Sexy fucking brunette gets her tight little ass pounded relentlessly. Sialan pantat sexy brunette mendapat sedikit ketat berdebar tanpa henti. As she cries and begs for mercy, this guy only drills her asshole harder and harder. Ketika dia menangis dan memohon belas kasihan, orang ini hanya latihan nya bajingan keras dan lebih keras. Nothing but ruthless anal sex for this sexy brunette bitch. Tidak ada seks anal tapi kejam untuk ini jalang berambut cokelat seksi.

Acrobatic Hard Anal Sex Akrobatik Anal Sex Drive

Some girls are very flexible and therefore take more pleasure in hardcore anal sex. Beberapa gadis sangat fleksibel dan karena itu mengambil kenikmatan lebih dalam hardcore seks anal. These girls can stretch and twist themselves into a human pretzel and take a hard cock up the ass like it ain't no thing. Flexible anal sex is aways more exciting than seeing some nonathletic slut get pounded in her ass. Gadis-gadis dapat meregang dan memutar diri ke pretzel manusia dan mengambil ayam keras sampai pantat seperti itu tidak ada hal. Seks anal Fleksibel aways lebih menarik daripada melihat beberapa pelacur nonathletic mendapatkan ditumbuk di pantatnya. Watch this cute girl get her asshole penetrated hard. Perhatikan gadis cantik ini mendapatkan keras bajingan itu menembus.

Teen Loves Hard Anal Sex Remaja Mencintai Anal Sex Drive

This teen slut really loves deep anal sex . Ini pelacur remaja benar-benar mencintai seks anal yang mendalam. One look at her face and you will see how much pleasure she gets from having a huge fucking cock stuffed in her ass. Begitu melihat wajahnya dan Anda akan melihat berapa banyak dia mendapat kesenangan dari memiliki ayam sialan besar boneka di pantatnya. If only all girls could be this slutty. Kalau saja semua perempuan bisa ini murahan.

Brunette Drilled In The Ass Brunette dibor di pantat

Yes, it looks like this is her very first time anal experience and she is really enjoying it. Ya, sepertinya ini adalah pertama waktunya pengalaman anal dan dia benar-benar menikmatinya. You will see her tight asshole spread wide with a big fat cock and her face change quickly from cute to an expression of pure ecstasy that is really love for anal sex . Anda akan melihat menyebar ketat brengsek lebar-lebar dengan ayam lemak besar dan mengubah wajahnya cepat dari lucu untuk ekspresi ekstase murni yang benar-benar cinta untuk seks anal.

Teen Lesbians Love Anal Sex Too Lesbian Anal Sex remaja Cinta Terlalu

When they can't find a man to stuff their ass , these sexy teen lesbians turn to each other to satisfy their craving for anal sex . Ketika mereka tidak dapat menemukan seorang pria untuk hal pantat mereka, para remaja lesbian seksi beralih ke satu sama lain untuk memuaskan keinginan mereka untuk seks anal. As you can see, these sexy teens use a strap on to tickle each other's assholes. Seperti yang Anda lihat, remaja seksi menggunakan tali pada menggelitik bajingan masing-masing. It sure does get exciting! Tentu tidak mendapatkan yang menarik!

She Gets Ass To Mouth Dia Mendapat Ass Untuk Mouth

Cute and tiny teen first gets her butt stuffed with cock then enjoys some delicious ass to mouth . Remaja imut dan kecil pertama mendapatkan pantatnya diisi dengan ayam kemudian menikmati beberapa keledai lezat ke mulut. First you will see her asshole get cracked wide open like walnut. Pertama, Anda akan melihat bajingan itu mendapatkan retak terbuka lebar seperti kenari. After her ass is thoroughly drilled, she gets to taste her own ass juice as that same dick is placed in her mouth for her to suck. Setelah pantatnya sepenuhnya dibor, dia akan merasakan jus pantat sendiri sebagai yang kontol sama ditempatkan di mulutnya baginya untuk menyedot.

Teens Love Anal Sex Remaja Cinta Anal Sex

Here is an amazing collection of never before seen beautiful amateur teen girls taking their first shot at teen anal sex. Berikut adalah koleksi menakjubkan yang belum pernah melihat gadis-gadis remaja cantik amatir mengambil tembakan pertama mereka di anal seks remaja. They may seem shy and innocent, but these pretty girls soon turn into anal sex craving young whores that cannot be stopped! Mereka mungkin tampak pemalu dan tidak bersalah, tetapi gadis-gadis ini segera berubah menjadi pelacur keinginan seks anal muda yang tidak dapat dihentikan!

First Teen Anal Porn Pertama Anal Porn Remaja

These sexy young sluts are taking their fist shot at teen anal porn and you can tell from the expressions on their faces that they really fucking love it. Ini pelacur muda seksi yang mengambil ditembak kepalan mereka di anal porno remaja dan Anda bisa tahu dari ekspresi wajah mereka bahwa mereka benar-benar sialan menyukainya. They get so damn horny once that cock slides into their ass that they ask for all the cum to be dropped on their cute faces. Mereka mendapatkan begitu sialan Horny sekali bahwa ayam slide ke pantat mereka bahwa mereka meminta semua cum untuk dibuang di wajah lucu mereka.

Rabu, 04 Desember 2013

Onani, Gadis Tomboy, Memamerkan Pacar, Mieske, Gadis Manis,

Onani, Gadis Tomboy, Memamerkan Pacar, Mieske, Gadis Manis, 

cewek toboy binal, bispak

Nama saya Toni(samaran) umur saya 22 tahun, walaupun tubuh saya tidak begitu berotot tapi cukup atletis. Kata teman-teman wajah saya tergolong tampan. Saya kuliah di slah satu PTN terkenal di kota J. saya ingin berbagi cerita pada pembaca sumbercerita.com tentang kisah yang pernah saya alami. Kisah inin sebenarnya berawal dari kenekatan saya menuruti hasrat saya.

Setelah diterima di PTN di kota J, otomatis saya harus mencari indekost karena saya tidak punya saudara dekat di kota ini. Akhirnya saya mendapatkan sebuah kontrakan kecil dengan dua kamar. saya dan seorang teman semasa smu sepakat kost disitu. Kontrakan itu milik seorang lelaki berumur 40-an. Dia mempunyai seorang istri cantik berumur sekitar 30-35. dan seorang anak perempuan yang masih duduk di kelas 5 SD. Pak Abdi ?demikian namanya- adalah seorang pegawai kantoran yang cukup sibuk sehari-harinya. Sedangkan istrinya yang cantik dan berkulit kuning langsat merupakan ibu rumah tangga yang setia. Dia juga sangat baik pada saya maupun teman kost saya.

Kontrakan kami terletak persis di samping rumah Pak Abdi. Kamar teman saya di bagian depan sedangkan kamar saya di belakang. Disampaing kamar saya terdapat sumur tempat mencuci dan kamar mandi rumah Pak Abdi. Tempat sumur itu dikelilingi tembok sekitar 2 meteran. Jika gorden jendela kamar saya yang berkaca gelap dibuka akan kelihatan sumur tempat Bu Abdi mencuci tiap harinya. Saya bisa saja menonton aktivitas harian Bu Abdi di sumur tersebut dari dalam kamar saya, namun sya tidak terlalu berani karena takut kelihatan Bu Abdi. Padahal saya sangat ingin memandang kemulusan kulit tangan dan kaki Bu Abdi.

Alhasil saya Cuma berani mengintip dari celah gorden kamar saya yang tertutup. Entah Bu Abdi curiga atau tidak ketika dia mencuci baju sekitar jam 8-an tapi gorden kamar saya belum dibuka juga. Padahal saya sudah bangun dan sengaja belum membukanya karena saya ingin mengintipnya ketika sedang mencuci. Hal itu sering saya lakukan ketika tidak ada kuliah pagi. Saya benar-benar terangsang dengan mengintip Bu Abdi. Wajahnya yang Cantik dan kulitnya yang putih bersih membuat saya deg-degan. Kadang-kadang pahanya yang mulus jugan tersingkap saat dia duduk mencuci. Hal ini menjadi kebiasaan yg menyenangkan buat saya selama beberapa bulan pertama. Temen kost saya tahunya saya masih tertidur jika sampai jam 8-an pintu kamar saya masih terkunci.

Sampai suatu saat saya bosan dan ingin melakukan sesuatu yang lain. Dari sinilah kegilaan itu bermula.
Suatu hari ketika rumah Bu Abdi kosong saya masuk ke tempat mencuci rumah itu lewat pitu tembusan ke dapur kontrakan. Pintu itu memang tidak pernah dikunci. Dari tempat itu saya mengamati jendela kamar saya..aman, ternyata kaca gelap itu menghalangi pandangan dari luar ke dalam walaupun gorden terbuka. Sejak saat itu saya tidak lagi mengintip dengan gorden tertutup tapi saya buka lebar-lebar. Hal itu benar-benar menyenangkan. Ketika Bu Abdi mulai ke susmur untuk mencuci saya buka gorden dan juga buka semua pakaian saya hingga telanjag bulat lalu dengan kursi saya duduk menghadap ke sumur sambil onani. Saya benar-benar ketagihan dan hal itu saya lakukan beberapa hari.

Setelah beberapa hari saya membayangkan hal tergila yang pernah terpikir oleh saya. Saya berangan-angan seandainya saya telanjang dan onani di depan mata Bu Abdi. Saya benar benar bergairah jika membayangkanya. Pikiran itu mengganggu saya beberapa hari sampai akhirnya saya nekat untuk memenuhi keinginan saya itu.
Pagi itu hari Rabu saya buka semua pakaian dan kembali melakukan aktivitas itu, namun kali ini jendela bagian nako saya buka sehingga kamar saya agak terang. Saya memang berharap Bu Abdi malihat apa yang saya lakukan, namun saya masih agak gugup.

Ketika Bu Abdi sudah mulai mencuci saya duduk dan onani seperti biasanya.saya tidak tahu apakah Bu Abdi melihat saya atau tidak, tapi sepertinya dia dapat melihat karena tingkahnya agak berbeda. Dia tampak gelisah dan sesekali melirik kekamar saya. Saya sendiri sangat menikmati momen itu. Jantung saya berdegup kencang ketika Bu Abdi melihat ke arah kamarku dan itu membuat sensasi yang sangat hebat saya rasakan dan ketika orgasme, saya semprotkan air mani saya ke luar lewat jendela nako.

Malam harinya saya tidak habis berpikir apa yang saya lakukan pagi itu. Tapi saya masih bimbang apakah Bu Abdi benar-benar melihat saya atau hanya mendengar suara aneh dari kamar saya. Sampai saya memutuskan melakukan yang lebih nekad esok hari.

Dua hari kemudian saya benar benar melakukannya. Ketika Bu Abdi di sumur mencuci saya membuka nako, gorden dan semua pakaian saya lalu memulai onani seperti biasa, namun kali ini saya menyalakan lampu neon kamar saya. Kali ini saya yakin Bu Abdi bisa melihat saya yang telanjang bulat sedang beronani. Saya berdiri di dekat jendela dan mempertontonkan kemaluan saya yang berdiri tegang sambil terus mengocoknya.

Saya yakin Bu Abdi melihat dengan jelas kemaluan saya yang berukuran lumayan besar itu. Saya benar benar merasakan sensasi yang sangat hebat dan sangat bergairah. Sementara Bu Abdi tampak begitu gelisah dan berkali-kali melihat kearah kamarku dengan pandangan tajam lalu menunduk. Sampai akhirnya karena sensasi luar biasa itu akhirnya aku orgasme tidak lebih dari dua menit kemudian. Saat orgasme hebat itu aku mengerang dan menjulurkan kemaluanku ke luar jendela lewat nako yang terbuka. Saya melihat air mani itu muncrat sampai ke samping tubuh Bu Abdi. Saya benar-benar lemas dan menghempaskan tubuh ke kasur sementara kulihat Bu Abdi begitu bingung, lalu saya tertidur.

Saya terbangun ketika pintu di ketok-ketok temanku. Kulihat dari jendela yang masih terbuka, Bu Abdi sudah tidak ada. Saya buru-buru memakai pakaian dan keluar kamar.

Sore hari itu juga ketika pulang dari kampus, didepan kontrakan saya berpapasan dengan Bu Abdi. Tampaknya suaminya belom pulang, motornya belum tampak. Saya menunduk malu dan tidak berani melihatnya. Ketika hampir masuk pintu tiba-tiba Bu Abdi memanggil saya, DEG!

Jantungku berdegup kencang saya benar benar gemetar namun kuberanikan menoleh, "ya bu", jawab saya. Lalu di mendekat,"Toni, tadi pagi waktu ibu lagi nyuci, kamu ngapain di kamar kamu?"Tanya Bu Abdi dengan lembut. Saya bertambah gemetaran mendengar pertanyaan itu.
"Ma..maa..maafin Toni Bu", jawabku terbata-bata. Kami berdua diam beberapa saat.
"Habis..toni seneng liat ibu yang cantik sih, toni nggak tahan bu" kata saya nekat. Bu Abdi masih diam, tapi dia nggak tampak marah sedikitpun, heran.
"Ya sudah, ..nggak apa asal kamu nggak kurang ajar sama ibu" Jawab Bu Abdi membuat saya benar benar lega.
"jadi..kalo besok Toni gitu lagi nggak apa-apa bu?" pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulut saya.
Bu Abdi tersenyam kecil, "terserah kamu, ibu kan nggak rugi apa-apa". Jawaban itu membuat darahku berdesir. Seolah-olah Bu Abdi juga menyukai apa yang saya lakukan. Setelah itu saya pamit masuk kontrakan dengan rasa puas. Tidak berapa lama kemudian kulihat suaminya pulang.
Tiga hari kemudian, kebetulan saya kuliah siang. Pagi itu saya benar benar bergairah untuk melakukan hal itu lagi, tapi kali ini saya berniat untuk melakukannya enar-benar di depan mata Bu Abdi. Jam 8-an Bu Abdi ke sumur untuk mencuci. Teman saya sudah kuliah, situasinya benar-benar bagus. Saya keluar ke tempat sumur lewat pintu tembusan dapur kontrakan. Sampai di sumur saya lihat Bu Abdi sudah mulai mencuci. Bu Abdi bertanya"ada apa, ton?".
"Saya pengin melakukan yang kaya kemarin boleh kan bu?"kata saya.
"Disini?" katanya kurang percaya.
"kalo ibu nggak marah sih, lagian udah pada berangkat semua kan bu?"kata saya.
"ya udah, tapi janji jangan kurang ajar sama ibu ya?"
"Nggak kok bu, toni pengin onani aja, ibu nyuci aja" jawab saya sambil menahan gairah yang mulai melonjak-lonjak.

Tanpa menunggu lagi, saya melucuti semua pakaian saya samapai telanjang bulat. Bu abdi memandangi saya dengan senyum yang sangat manis. Saya tidak hampir percaya semua ini, saya berdiri telanjang bulat di depan Bu Abdi yang begitu menggairahkan. Kemaluan saya yang sudah begitu membesar hanya berjarak kurang dari setengah meter dari wajah cantiknya. Bu Abdi sesekali memandang kemaluan saya.

Hal itu semakin menambah gairah saya. Dari posisi saya juga terlihat jelas payudara Bu Abdi dari lobang leher dasternya yang lebar. Tampaknya Bu Abdi tidak berusaha menutupinya. Sejauh ini aku hanya berdiri di depan Bu Abdi tanpa mengocok kemaluan saya. Saya masih menikmati sensasi aneh ini. Setelah beberapa saat, aku mengambil handbody yang saya siapkan lalu melumuri kemaluanku. Bu Abdi hanya melihat, tampaknya dia tidak konsentrasi mencucinya. Aku mulai mengocok kemaluanku perlahan-lahan. Beberapa menit berlalu. Saya berusaha menahan orgasme agar kenikmatan sensasi ini lebih lama.

Setelah sekitar sepuluh menit lebih berlalu terlihat Bu Abdi mulai gelisah. Sepertinya dia juga terangsang. Hal ini membuat saya berdesir hebat. Saya mendekatkan kemaluan saya ke wajahnya. Bu Abdi semakin gelisah dan nafasnya terdengar naik turun. Saya yakin dia menahan gairah yang sama pula. Saya berusaha menempelkan kemaluanku ke wajah Bu Abdi, dia tidak menolak. Saya memperbaiki posisi berdiri.

Kini saya berdiri tepat di depan Bu Abdi yang duduk. Dengan kaki yang berdiri agak lebar selangkangan saya menempel di wajah Bu Abdi. Tangan kiri saya memegang kepala Bu Abdi dan tangan kanan menekan kemaluan saya yang menempel di pipi kanan Bu Abdi. Saya menggosok-gosokkan kemaluan saya yang masih licin oleh Handbody ke pipi Bu Abdi. Sementara Bu Abdi terdengar melenguh kecil sambil kini memegangi pantat saya. Hal itu hanya berlangsung beberapa menit, sampai saya tidak tahan lagi dan mengeluarkan air maniku di wajah Bu Abdi.
Selama beberapa bulan berikutnya saya sering melakukan onani dengan ditonton Bu Abdi.

Ada sensasi tersendiri yang membuat saya terangsang hebat jika telanjang dihadapan Bu Abdi, entahlah mungkin karena dia cantik dan seksi atau saya yang mempunyai kelainan. Tapi yang jelas Bu Abdi tidak pernah keberatan jika saya menginginkan onani di depannya, bahkan jika tidak sedang keberatan, Bu Abdi mau membantu mengocok kemaluan saya. Tapi dia tidak pernah mau berselingkuh dengan saya, walaupun saya tahu dia juga terangsang saat melihat aktivitas saya di depan matanya.

Akhirnya kenikmatan itu harus terhenti ketika saya terpaksa harus pindah kost bersama adik perempuan saya yang juga kuliah dua tahun kemudian di kota yang sama. Sejak saat itu hampir tidak ada lagi kenikmatan yang pernah saya alami bersama Bu Abdi.

TAMAT
-------------------------------------------------------------------------------------

gadis tomboy

Namaku Yanto umurku sekarang 33 th. Kisah ini adalah kisah nyataku yang aku alami bersama dengan anak tetanggaku sekitar 10 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih kuliah dan Ayu, sebut saja begitu, umurnya masih sekitar 18 th dan baru saja lulus dari SMU.

Ayu orangnya supel dan mudah bergaul dengan siapa saja. Maka dari itu semua orang dilingkungan tempat tinggalku kenal dengan dia. Selain itu juga Ayu aktif dalam berbagai kegiatan dilingkungan kami seperti halnya karang taruna dan dia selalu terpilih menjadi ketua panitia dalam setiap kegiatan dilingkungan kami. Sifatnya yang energik itulah yang disukai siapapun. Satu lagi sifat yang sulit dipisahkan darinya yaitu, dia seorang gadis tomboy, walaupun dia sering marah jika disebut begitu.

Sikap Ayu padaku sudah seperti adikku sendiri. Dia seringkali main ke rumahku untuk sekedar bercengkerama dengan keluarga kami. Dan juga pada tetangga yang lain dia juga begitu. Karena begitu akrabnya denganku sehingga dia sering keluar masuk kamarku untuk sekedar membangunkanku dari tidur mengajakku bercanda atau kadang-kadang dia juga tak segan untuk curhat denganku.

Kebiasaan itulah yang selalu dilakukannya hingga pada suatu saat aku lupa mematikan komputer yang ada dikamarku setelah aku mengerjakan paper untuk mata kuliah Ilmu Sosial Dasar semalam suntuk. Karena kelelahan aku tertidur dimuka komputer dan aku tinggalkan komputerku dalam keadaan menyala. Sebagai anak muda menyimpan gambar-gambar porno dari disket ke disket atau bertukar VCD porno adalah hal yang wajar diantara aku dan teman-temanku. Rasa khawatirku muncul dan aku bergegas bangun.

“..Mas, koq komputernya gak dimatiin sih..?” tanya Ayu sambil menggeser-geser mouse. Untung saja ia hanya main game solitaire. Aku banting lagi tubuhku yang masih setengah nyawa ke kasur busa yang ada dilantai.
“..iya..semalem..abis ngerjain tugas..aku ketiduran, Yu..” kataku sambil bermalas-malasan dikasur
“..iya..udah sana mandi..! mana bau ih..udah sana..!” bentak Ayu sambil bercanda menirukan gaya Ibuku yang biasa membangunkanku dengan kata-kata itu.
“..hoahhh..!!” aku menguap sambil menggeliat mengumpulkan nyawa.
“..idih..baunya kemana-mana..udah sana mandi..mo mandi gak..hah?!” kata Ayu sambil merapat padaku dan memukul guling ke mukaku..
“..aduh..duh..aduh..he..he..he..aduh..!!” aku pura-pura sakit sambil tertawa terkekeh.
“..udah..sana..mandi..sana!!” bentak Ayu sambil terus memukul-mukul dengan bantal ke mukaku

Tak tahan diserang bertubi-tubi aku akhirnya menyerah dan bergegas ke kamar mandi sambil mengambil handuk dan pakaianku. Hari itu hari sabtu jadi aku tak perlu tergesa-gesa karena hari itu hari libur. Ada yang aneh karena Ayah dan Ibuku yang biasanya ada dirumah kini tidak ada. Setelah itu aku kembali ke kamarku.

“..Yu..Ibu sama Ayahku kemana..?” tanyaku pada Ayu
“..lho..Mas..koq..gak tahu sih..?” Ayu balas bertanya
“..nggak..ada apa..?” tanyaku lagi..
“..Ibu sama Ayah Mas..tadi pagi udah berangkat ke Bekasi..katanya mo lihat anaknya Mas Robi..” cerita Ayu.

Mas Robi adalah abangku. Anaknya yang juga adalak keponakanku yang umurnya baru 2 tahun sakit. Ayah dan Ibuku menengok keponakanku yang adalah cucu mereka juga.

“..Oh..” aku baru mengerti
“..iya..nah tadi Ayah sama Ibu mas Yanto nitip rumah ke aku..” kata Ayu
“..Oh..” sahut ku
“..ah..oh..ah..oh..apanya sih..?!” hardik Ayu sambil bercanda.
“..ah..nggak..” kataku sambil memperhatikan Ayu

Wajah Ayu sepertinya biasa-biasa saja. Hanya kulitnya yang putih mulus yang membuatnya terlihat cantik. Rambutnya yang dipotong pendek semakin membuat ia kelihatan tomboy. Tubuhnya sintal dan padat menyiratkan kalau ia seksi. Dalam hatiku ingin sekali menikmati tubuhnya itu yang aku rasa lebih nikmat daripada pelacur kelas kakap sekalipun. Aku atur strategi bagaimana caranya supaya aku bisa menikmati tubuhnya.

“..kenapa sih, Mas..?!” tanya Ayu yang membuat lamunanku buyar seketika
“..akh..nggak..eh..Ayu udah sarapan belom..?” tanyaku mengalihkannya
“..kenapa sih..mau Ayu buatin yah..?” kata Ayu
“..aduh kamu tuh baik sekali sih..” kataku memujinya
“..iya dong..siapa dulu dong..Ayu..” katanya membanggakan diri sambil meinggalkan kamarku

Aku buka gambar-gambar porno di folderku. Aku pajang besar-besar untuk memancing Ayu supaya melihatnya. Aku ingin tahu reaksinya. Tak lama kemudian memanggilku.

“..mas udah tuh..” katanya. Aku meninggalkan komputerku dalam keadaan gambar terdisplay besar-besar dimonitor. Perkiraanku benar saja. Ayu kembali ke kamarku. Aku sengaja membiarkannya melihat gambar-gambar porno itu karena ingin tahu reaksinya. Sementara itu aku sarapan diruang makan. Setelah itu aku kembali ke kamarku.
Tak ku sangka dan tak ku duga Ayu ternyata membolak-balik gambar-gambar yang ada difolderku sambil melihat gambar-gambar yang lain. Aku hanya memperhatikannya dimuka pintu tanpa sepengetahuannya. Aku tak bisa melihat wajahnya karena ia membelakangiku entah bagaimana mimik mukanya. Perlahan aku dekati dia berbicara.

“..ehm..lagi ngapain, Yu..?” tanyaku
“..ehm..nggak..eh..eh..aduh..maaf..yah, Mas..eh..Ayu nggak sengaja..maaf udah buka-buka foldernya Mas..” kata Ayu. Ku lihat mukanya merah dan berkeringat.
“..ah..nggak pa-pa..koq..itu juga buat ngilangin stress aja..” kataku dengan ringan
“..aduh..gimana..nih.maaf yah ..mas..” kata Ayu memohon maaf padaku. Padahal aku tahu kalau Ayu malu setengah mati.
“..enggak..nggak pa-pa..koq..” kataku lagi

Kali ini aku menuntun tangannya yang memegang mouse supaya lebih aktif lagi membuka gambar yang lain. Aku rasakan keringat dingin yang membasahi tangan Ayu.

“..rileks aja oke..” kataku sambil meniup tengkuk leher Ayu. Teknik ini untuk membangkitkan birahi wanita.
“..emh..Mas..” sahut Ayu
“..tuh lihat..ditunggingin gitu trus ditubles deh pantatnya..” kataku mengomentari gambar doggy style
“..ih..masak sih..Mas..hiiy..jorok..ih..!” kata Ayu terkaget-kaget

Tanganku membimbing tangannya yang memegang mouse untuk melihat gambar selanjutnya. Kali ini gambar seorang gadis mengulum-ngulum penis pria yang berukuran besar dan panjang.

“..kalo yg ini..serem..ah..” bisikku sambil terus meniup tengkuk lehernya.
“..ih..jijik..ih..udah ah, Mas..liat yang lain aja..” bisik Ayu

Tanganku terus membimbing tangannya yang memegang mouse hingga gambar berikutnya. Kali ini gambar vagina yang dijilati oleh pria. Ayu terbelalak.

“..tuh..dijilatin..tuh..enak kali yah..?!” bisikku ditelinganya
“..ih..apa nggak jijik tuh, Mas..?!” tanya Ayu terheran-heran
“..nggak..enak..koq..liat aja tuh cowoknya ke enakkan gitu..” kataku
“..ih..” Ayu masih terlihat jijik.
“..kalo kamu mau..Mas mau tuh jilatin..” bisikku sambil menawarkan
“..” Ayu diam saja
“..gimana, Yu..kamu mau nggak..enak koq..” rayuku
“..engh..nggak..ah..” kata Ayu
“..ih..enak..enak banget..koq, Yu..” rayuku lagi
“..Mas..nggak jijik..?” tanya Ayu
“..nggak sayang..malah..Mas yang keenakan..” rayuku lagi
“..ih..eng..” Ayu masih jijik.
“..oke deh..gimana kalo mulai dengan ini dulu..” kataku sambil mengulum bibirnya dalam-dalam.
“..emh..” hanya itu suara yg aku dengar dari mulut Ayu.

Aku yg berdiri dibelakang Ayu kali ini mengulum bibir Ayu dalam-dalam. Ciumanku aku arahkan ke tengkuk lehernya sambil ku jilati tengkuk leher yang putih mulus itu.

“.emh..Mas..ohh....” hanya itu suara dari mulut Ayu membalas seranganku.

Ciuman dan jilatanku aku arahkan ke dagu dan leher Ayu terus ke bawah. Tapi kausnya masih menghalangi aksiku.

“..Ayu..bajunya, Mas..buka yah..?” bisikan rayuanku
“..emh..” hanya itu suara yg keluar dari mulut Ayu. Aku tak tahu apakah itu berarti ya atau tidak.

Perlahan-lahan aku tarik bajunya Ayu tak memberontak sedikitpun. Aku teruskan menarik kaus itu hingga terlepas. Tak ku sia-siakan kesempatan ini sambil terus membuka BH-nya. Aku tarik kancing BH-nya yg berukuran 36B. Aku lihat tulisan itu pada tanda label pada BH-nya. Kini tubuh Ayu sudah topless dan siap aku gempur bagian atasnya.

Perlahan-lahan aku papah Ayu ke kasur yang ada dilantai kamarku. Aku baringkan ia dan aku teruskan aksiku tadi.

“..Ayu..mau diterusin gak nih..” tanyaku. Aku takut nanti ia melapor pada orangtuanya kalau ia diperkosa.
“..engh..mmhh..main atas aja yah..Mas..sshtt..” pintanya dalam keadaan horny

Rupanya Ayu sudah beberapa kali main pas foto dengan teman-temannya dulu waktu disekolah. Jadi ia sudah tak heran lagi dengan yang beginian.

Kali ini bibirku mengulum dan lidahku menjilati buah dada yang bulat dengan putting susu berwarna coklat kemerahan mengacung ke atas. Aku mengulumnya sambil lidahku memainkan putting susu itu. tanganku menggerayangi buah pantatnya yg padat berisi. Aku teruskan dengan membuka celana pendek yang dikenakannya. Kali ini Ayu agak bertahan. Dia tidak mau menaikkan pinggulnya supaya celananya mudah diperosotkan. Sementara itu aku melepaskan celana pendek kolorku dan juga kausku hingga aku hanya celana dalam saja.

“..emh..jangan..mas..sshh..” pinta Ayu dalam desahannya.
“..gimana..Mas..bisa ngejilatin itunya Ayu..?” tanyaku
“..engh..jangan..mass..sshh..main atas aja..” pinta Ayu
“..nggak koq..Yu..Mas Cuma mo liat ama jilatin itunya kamu aja..Mas nggak akan ngapa-apain deh..” rayuku

Setelah itu Ayu seperti membolehkanku. Terbukti kali ini ia mengangkat sedikit pinggulnya supaya celananya bisa diperosotkan. Aku ambil dua sekaligus celana dalam dan celana luarnya sehingga Ayu langsung telanjang bulat. WOW! Kini tubuh yang selama ini aku idam-idamkan terpampang jelas didepan mata

“..ih..mas..tapi mas..jangan yah..” pintanya supaya aku juga tidak telanjang
“..lho..kenapa sayang..?” tanyaku
“..engh..jangan..deh..” pintanya lagi sambil kedua tangannya mencoba menutupi bagian paling pribadinya
“..kenapa..kamu takut..?” tanyaku
“..engh..cukup deh..gini aja..Ayu takut, Mas..” katanya dibalik nafasnya yang menderu

Aku tahu kalau Ayu masih perawan dan aku juga tak mau merusaknya. Hanya ingin memainkannya saja. Aku perhatikan bentuk tubuh Ayu yang benar-benar indah itu. Buah dada yang bulat dengan putting susu coklat kemerahan mengacung menantangku. Perut yang mulus putih bersih dan kencang. Paling utama bagian dibawah perut yang ditutupi bulu-bulu halus. Dibalik bulu halus itu terdapat bongkahan daging merah dengan celah yang sempit dari situ tersembul seonggok daging kecil seperti kacang merah merekah.

“..Ayu..punya kamu indah..banget..sayang..” kataku sambil mendekati vaginanya dan langsung mengulumnya..
“..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” Ayu melenguh dan mendesah penuh kenikmatan ketika bibirku mengulum bibir vaginanya.
“..gimana enak..kan sayang..?’ bisikku.
“..emh..sshtt.ough..sshhtt..ough..sshhtt..ough..” suara desahan itulah yang keluar dari mulut Ayu.

Aku kulum-kulum kelentitnya sambil sesekali lidahku menerobos celah sempit dibawah kelentitnya. Aku julurkan lidahku dalam-dalam hingga lidahku aku merasakan seperti ada yang menghalanginya. Aku semakin yakin kalau Ayu masih benar-benar perawan. Sementara itu cairan putih bening tak henti-hentinya keluar dari kelentitnya membasahi lidah dan bibirku. Aku jilat dan aku hisap lalu aku telan cairan kenikmatan itu seperti halnya aku kehausan.

Cukup lama juga aku menjilati liang vagina itu. Sambil mulutku bermain di liang vaginanya tanganku melepas celana dalamku. Satu-satunya kain penutup tubuhku yang menutupi batang penisku. Tanpa sepengetahuannya aku berhasil melepas celana dalamku. Kini tubuhku dan tubuh Ayu sama-sama polos dan telanjang bulat. Kali ini tinggal Ayu saja yang menentukan apakah boleh atau tidak batang penisku yang sudah panjang dan keras untuk menerobos liang vaginanya.

Tak lama kemudian nafas Ayu semakin cepat dan mulutnya meracau seperti ingin menjerit.

“..auwfh..sshtt..engh..emh..augh..enaxxx..mmasshh..sshtt..ough..” begitu erangnya dan kali ini aku tahu kalau Ayu sedikit lagi akan mencapai orgasme.

Disini aku atur siasat. Aku hentikan jilatan dan kulumanku ke liang vagina Ayu hingga Ayu hampir sadar. Wajahnya yang tadi merekah kini perlahan-lahan kembali normal. Ada sedikit kekecewaan diwajah Ayu.

“..Ayu..sayang..kamu mau..kan..?” tanyaku
“..Mas..engh.. ayo dong..” begitu pinta Ayu ditengah-tengah desahan nafasnya yang tersengal
“..iya..sayang..tapi kamu mau..nggak..?” tanyaku lagi
“..iya deh..mas..Ayu mau apa aja yang Mas suruh..tapi..” aku melihat Ayu seperti mengiba padaku
“..oke..deh..punya..Mas..boleh kan dimasukin..?” tanyaku
“..iya..he..eh..egh..ayo..dong..” Ayu meminta padaku
“..ayo..apa..ayo..apa..sayang..” tanyaku pura-pura
“..Ayu mau yang tadi..” pinta Ayu
“..yang tadi..yang mana..?” tanyaku pura-pura
“..engh..” Ayu meminta dengan manja sambil menjambak rambutku dan mengarahkan pada liang vaginanya.
“..yang ini sayang..emgh.” aku teruskan lagi jilatanku..
“..iyah…ough..emh..yesshh..ough.emh..sshhtt..oufh…sshhtt..oughh..” begitu desah Ayu menimpali jilatanku hingga Ayu hampir orgasme lagi dan..

“..Ayu..mas..boleh yah..masukin..” tanyaku sambil batang tongkolku sudah menunggu dibibir vaginanya.
“..emggh..” Ayu mendesah sambil matanya terpejam dan siap menerima batang tongkolku
“..boleh..nggak sayang..emh..?” tanyaku sambil memainkan batang tongkolku dibibir vaginanya
“…” Ayu terdiam namun ia sediki mengangkat pinggulnya dan aku langsung siap mencobloskan batang penisku yang sudah keras dan panjang ini ke liang vaginanya. Namun baru didorong sedikit batang penisku seperti terpeleset begitu terus menerus hingga…
“..augh..sshhtt..” Ayu merintih
“..dikit..lagi.yah..sayang..enaxx..koq..” rayuku
“..augh..pelan-pelan..mas..aduh..sshhakit..” rintih Ayu aku lihat sedikit airmata dimatanya

Aku dorong perlahan-lahan batang penisku hingga

“..SLEB..SLEB.. BLESSS!!!” batang penisku berhasil amblas ke liang vagina Ayu

Aku diamkan sesaat batang penisku didalam liang vagina Ayu. Aku biarkan otot-otot vagina Ayu supaya terbiasa dulu dengan batang penisku yang baru saja menerobos liang vaginanya. Batang penis yang selama ini belum pernah menerobos liang vagina Ayu kini merintih.

“..sshhtt..auh..sshhtt..sakit..Mas.” aku lihat sedikit airmata dimata Ayu.
“..iya..sayang..aku tahu..sebentar lagi enak koq..yah..” kataku sambil mengulum bibirnya

Setelah itu aku liukkan perlahan-lahan pinggulku untuk memainkan batang penisku didalam liang vagina Ayu. Ayu yang tadi merintih kesakitan kini kembali mendesah penuh kenikmatan.

“..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” begitu suara desahan Ayu mengiringi liukan dan terjangan batang penisku
“..ouh..Yu..kamu enaxx..banget..Yu..egh..” kataku memuji-mujinya.

Posisi tubuh kami aku atur. Kaki Ayu aku lingkarkan dipinggulku dan kedua kakiku terlipat supaya batang penisku benar-benar pada posisi yang enak diliang vagina Ayu.

Permainan ini terus berlangsung hingga dua puluh menit kemudian.

“..ough..eghh..ough..ough..egh..emh..sshhtt..ough…shhtt..ouggh..sshtt..ough..” mulut Ayu mendesah-desah penuh kenikmatan sambil meracau
“..massshhtt..augh..enaxxx..banget..mmhh…sshhtt..oughh…sshhtt..ough..shhtt..ough
..” tangan Ayu memeluk punggungku erat-erat sambil kedua kakinya mencengkram erat-erat pinggangku. Ayu sebentar lagi orgasme.
“..tenang..sayang..aku juga bentar lagi..koq..” kataku sambil mempercepat liukkan pinggulku dan akhirnya..

“..augh..augh..aarghh..emh..emh..ouh..” Ayu mengerang panjang dan diakhiri dengan desahan-desahan lambat. Aku rasakan otot-otot divaginanya berdenyut-denyut seperti menyedot batang penisku. Diperlakukan begitu, batang penisku jadi terasa berdenyut-denyut akan ada yang keluar lalu tak lama kemudian.
“..Oooh..Ayuu..enaxx..” kataku sambil diikuti dengan semburan cairan kenikmatanku menembak dirahimnya.
“CROT..CROT..CROTT..!” batang penisku menyemprotkan cairan sperma penuh kenikmatan. Aku merasakan denyutan-denyutan yang dahsyat dibatang penisku.

Setelah itu bibir kami berpagutan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang kami rasakan. Perlahan Ayu mengendorkan cengkeramannya dan kembali rileks.

“..makasih banget yah, Yu..kamu mau begini sama aku..” kataku sambil membelai rambutnya
“..he-eh..makasih juga yah, Mas..Ayu gak sia-sia kehilangan keperawanan kalo seenak ini..” kata Ayu yang membuatku kaget
“..jadi kamu nggak nyesel..?” tanyaku
“..nggak..eh..malah..Ayu jadi pengen dan pengen terus beginian sama..Mas..” sahutnya blak-blakan
“..eh..bagus deh..” kataku sambil menariknya ke pangkuanku dan kami kembali berciuman.

Lalu setelah cukup terangsang aku dan Ayu kembali bersenggama dengan berbagai posisi. Hari itu tak kurang dari empat kali kami bersenggama dikamar hingga siangnya kami sama-sama kelelahan lalu tertidur. Sorenya setelah bangun dari tidur kami mandi berdua dan masih melakukannya dikamar mandi.

Setelah kejadian itu aku dan Ayu masih melakukannya jika ada kesempatan hingga setahun kemudian. Ayu pindah ke daerah untuk kuliah. Hingga detik ini aku tak tahu bagaimana kabarnya ia sekarang ini.
-------------------------------------------------------------------------------------

memamerkan pacar

Namaku Tina, usia 15 tahun. Aku tinggal di Surabaya, salah satu kota besar di Indonesia yang padat penduduknya. Aku berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Papaku seorang pengusaha yang bergerak di bidang jual beli hasil bumi. Sedangkan mamaku seorang aktivis beberapa organisasi sosial. Aku juga punya seorang kakak perempuan yang kini sedang menyelesaikan studinya di luar negeri.

Sebenarnya hidupku berjalan seperti biasa selama ini. Aku pergi ke sekolah tiap hari. Kemudian pulang sekolah, Andrew pacarku, selalu menemaniku sampai sore. Banyak yang bisa kami lakukan. Main video game, membaca komik, membuat PR atau hanya sekedar ngobrol. Pada malam hari, kami sekeluarga berkumpul bersama. Setelah makan malam, biasanya kami nonton TV dan saling bertukar cerita tentang kegiatan kami seharian. Pokoknya aku cukup bahagia dengan keadaan keluargaku saat itu.

Namun semuanya menjadi berubah sejak aku mengenal narkoba. Aku tak tahu apakah ini perubahan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Terus terang aku sangat menikmati gaya hidupku yang baru ini. Aku jadi lebih bahagia, lebih ceria, dan lebih bersemangat. Aku jadi menemukan diriku yang baru. Diriku yang sama sekali berbeda. Tidak ada lagi Tina yang pendiam dan pemalu. Yang ada sekarang adalah Tina yang ceria dan memiliki banyak teman.

Semua ini berawal dari rasa kesepianku dirumah waktu selesai ujian nasional. Tidak biasanya aku kesepian seperti ini. Aku benar-benar tak tahu apa yang harus kulakukan. Bangun pagi menganggur. Siang juga menganggur. Tidak ada yang menemaniku.

Orang tuaku baru pulang malam hari. Andrew dan keluarganya masih di Jakarta berlibur sekaligus mengurus kepindahan Andrew ke Amerika. Teman-temanku pada menghilang semua. Ada yang ke luar kota, ada yang pergi sama pacarnya. Pokoknya menyebalkan sekali. Dulu waktu aku dan kakakku masih kecil, mamaku jarang sekali keluar. Tapi sejak aku lulus SD, mamaku mulai aktif dalam suatu organisasi kerohanian. Lama kelamaan, mamaku makin aktif dan terpilih sebagai pengurus organisasi tersebut. Saat ini tidak hanya satu organisasi yang diurusnya, melainkan berkembang menjadi tiga! Saking repotnya, kadang-kadang mamaku sampai menginap di kantor organisasinya.

Aku biasanya bisa maklum dengan kegiatannya yang bejibun seperti itu. Tapi saat ini aku lagi sebal sendirian di rumah. Masak aku harus diam di rumah saja melewati hari-hari liburanku ini. Apalagi setelah Andrew memberi kabar kalau visanya diterima kedutaan Amerika. Serasa dunia ini mau kiamat! Aku akan berpisah dengan Andrew minimal selama dua setengah tahun. Itupun kalau selepas high school dia balik ke Indonesia. Kalau meneruskan kuliah di universitas sana, yaah..

Saat aku kesepian dan suntuk, aku bertemu Ling sahabat lamaku. Mama Ling adalah sahabat baik mamaku. Itu sebabnya sejak kecil aku sudah berteman dengannya meski kami beda usia. Ling lebih tua setahun dariku. Iseng-iseng aku menelponnya dan kami ngobrol berjam-jam. Lalu Ling mengajakku untuk menginap di rumahnya. Aku sih setuju saja. Kupikir tak ada tawaran lain yang lebih menyenangkan saat ini. Maka Ling kuundang datang ke rumahku saat makan malam.

Saat makan malam bersama itulah aku mengutarakan keinginanku untuk menginap di rumah Ling sampai mulai masuk sekolah. Semula orang tuaku tidak setuju aku menginap selama itu. Tapi mereka tak berkutik setelah mendengar protesku bahwa aku kesepian di rumah sepanjang hari. Akhirnya mereka mengabulkan keinginanku tapi dengan syarat bahwa hari Minggu aku harus pulang ke rumah.

Aku segera mengemasi pakaian dan keperluanku dibantu oleh Ling. Ling berbisik menyuruhku untuk membawa beberapa pakaian yang bagus untuk dugem. Wah, Ling mau mengajakku dugem! Aku belum pernah dugem sebelumnya. Sebab orang tuaku tak akan mengijinkan aku pulang lebih dari pukul sepuluh malam. Aku jadi tambah panik menanyakan baju yang bagaimana yang pantas dikenakan. Lalu Ling memberi beberapa saran yang segera kupatuhi. Segera kumasukan semua pakaian ke dalam koperku beserta peralatan kosmetikku.

Mama dan papaku memberiku uang saku cukup banyak untuk menginap sebulan di rumah Ling. Mereka memberi kami nasehat agar hati-hati menjaga kesehatan dan jangan pulang terlalu malam. Setelah berpamitan, kami segera berangkat menuju rumah Ling.

Rumah Ling terasa sangat sepi. Rumah yang cukup besar ini hanya ditempati Ling dan dua orang pembantu. Orang tua dan adik-adik Ling masih di kota asalnya. Perlahan-lahan mereka akan pindah ke Surabaya. Dimulai dengan kepindahan Ling setelah lulus SD, setelah itu baru akan disusul oleh adik-adiknya. Pada awalnya orang tua Ling sering sekali datang ke Surabaya untuk menengok Ling. Namun lama kelamaan semakin jarang frekuensinya. Saat ini orang tua Ling hanya datang sebulan sekali atau pada saat adik-adik Ling liburan sekolah. Aku tak bisa membayangkan bagaimana kesepiannya Ling sendirian di sini.

Malam itu kami hanya saling curhat untuk memuaskan rasa kesepian kami selama ini. Aku sangat percaya pada Ling. Aku merasa aman membicarakan segala rahasiaku padanya. Kami ngobrol panjang lebar tentang semua hal. Termasuk tentang perilaku seksku dengan Andrew yang agak kelewatan.

Aku bercerita padanya kalau aku sering peting dengan Andrew saat ortuku tidak ada. Mulai cium peluk, raba-raba sampai oral sex. Aku juga pernah mandi berdua dengan Andrew. Bahkan saat mandi berdua kita saling melakukan oral sex bergantian. Tapi meski bagaimanapun hebatnya rangsangan yang kualami, aku tetap mempertahankan keperawananku.

Ceritaku yang mengalir deras membuat Ling terkejut dan tak bisa bicara apa-apa. Seakan tidak percaya aku yang selalu alim dan pendiam di sekolah bisa seliar itu dengan Andrew. Aku malu sekali saat Ling mentertawakan aku habis-habisan. Berkali-kali dia mengatakan bahwa dia tidak bisa percaya aku melakukannya.

Akhirnya setelah puas mentertawakan aku, Ling juga membuka sebuah rahasia yang tidak kalah mengagetkan. Ling adalah pengguna narkoba! Hampir semua jenis narkoba pernah dicoba. Aku melongo mendengar cerita yang mengalir begitu saja dari mulutnya. Aku kaget sekali! Aku bergidik ngeri mendengar ceritanya saat dia sakauw. Bahkan Ling pernah sakauw di kamar mandi sekolah. Untung Ling bisa mengendalikan diri dan perlahan-lahan mulai mengurangi dosisnya. Sekarang Ling sudah berhenti total menggunakan SS.

Yang mengenalkan Ling pada narkoba adalah teman se'geng'nya disekolah. Memang sekolah Ling saat ini adalah sekolah yang terkenal borjuis. Tempat sekolah anak-anak orang kaya namun kurang berminat dalam pelajaran. Datang ke sekolah dengan mobil mewah, pulang langsung ke Mall, dan malamnya dugem. Apalagi gedung SMP dan SMUnya berdekatan dalam satu blok. Sehingga banyak anak SMP yang dirusak oleh anak SMU. Kupikir Ling ini adalah salah satu korbannya.

Ling mengaku, saat ini dia sudah berhenti menggunakan yang lain kecuali ekstasi atau yang biasa disebut inex. Soalnya inex paling aman karena tidak membuat penggunanya ketagihan dan efeknya paling ringan dari semua jenis narkoba. Ling berkata, pokoknya aku harus mencoba. Sebab di dunia ini tidak ada yang bisa mengalahkan kenikmatannya. Aku menasehatinya agar berhati-hati menggunakan narkoba. Kalau bisa berhentilah menggunakannya. Sebab seringan-ringannya narkoba, pasti memberi pengaruh buruk pada tubuh. Malam itu memang aku menasehatinya agar menjauhi narkoba. Malam berikutnya setelah aku dikenalkan dengan inex, gantian aku yang ketagihan.

Masih segar dalam ingatanku, saat itu malam minggu ketika kami berdua ke KW diskotik bersama dua teman cowoq Ling. Namanya Sandy dan Martin. Rasanya Sandy dan Ling saling menyukai. Buktinya Ling duduk di sebelah Sandy, sedangkan aku disuruh duduk di belakang bersama Martin. Aku tak tahu dari mana Ling mengenal mereka. Yang jelas, mereka jauh lebih tua dari kami berdua. Sandy berumur 24 tahun sedangkan Martin berumur 25 tahun. Sandy bertubuh kurus dan tingginya sekitar 170cm. Rambutnya yang hi-light merah diset kaku berdiri. Orangnya ramah dan suka bergurau. Martin lebih tinggi sedikit dari Sandy. Badannya kekar dan wajahnya keras. Kalau belum kenal dia sering diam saja. Tapi kalau sudah kenal, wah.. lucu sekali. Lebih ramai daripada Sandy! Dia suka membuat lelucon dan kalau tertawa keras sekali. Pokoknya mereka berdua sangat mengasyikan sebagai teman.

Ketika sampai di tujuan, aku tidak bisa menutupi rasa kagumku. Mulai dari area parkir, aku melihat begitu panjang antrean mobil membeli karcis parkir. Begitu hebatnya daya tarik tempat ini? Aku belum pernah dugem sama sekali sebelumnya. Bila ada orang tanya padaku bagaimana kesannya? Waah luar biasa! Sangat luar biasa! Aku sampai melongo takjup melihat suasana yang sama sekali asing bagiku. Aku melihat banyak cowoq dan ceweq keren, berpakaian trendi, berdandan modis dan seksi, mengendarai mobil-mobil mewah. Mereka menggunakan segala macam pakaian, aksesoris dan model rambut yang sedang ngetren saat ini. Cool banget! Mengingatkan aku pada para pemain serial Meteor Garden. Aku jadi menyesal tidak menggunakan pakaianku yang paling canggih. Tak henti-hentinya aku melihat dandananku sendiri. Apakah sudah setara dengan mereka?

Dulu aku pikir pengunjung diskotik atau club adalah orang-orang yang sudah dewasa. Tapi saat ini kulihat jauh lebih banyak generasi mudanya daripada orang dewasanya. Aku hanya beberapa kali melihat orang yang bertampang om-om atau Tante-Tante di sana.

Masuk kedalam aku lebih kaget lagi. Aku tak bisa melihat apa-apa. Semuanya gelap! Hanya lampu disko yang berkilauan sedikit demi sedikit memperjelas pandanganku. Aku hanya mengikuti Martin yang menggandeng tanganku. Setelah mataku terbiasa dengan kegelapan, aku mulai dapat melihat sekelilingku meskipun remang-remang. Saat itu mendekati pukul 23.00. Pengunjung mulai memadati KW diskotik. Aku bingung kita mau duduk dimana. Ternyata kami menuju ke VIP room.

Rupanya nama Martin dan Sandy sudah cukup dikenal disana. Begitu kami masuk, kulihat beberapa pegawai berjas menyapa dan menyalami mereka dengan akrab. Kami langsung diantar ke VIP yang telah dipesan. Menurut Ling, Martin dan Sandy adalah member yang sangat istimewa. Mereka sudah terlalu banyak menghabiskan uang di KW. Oleh karena itu, para manajer dan pegawai disana begitu hormat pada mereka.

Di dalam VIP room sudah menunggu teman-teman Ling yang lain. Kuperkirakan ada lima belas orang di dalam. Dalam sekejap kami terseret dalam keramaian. Bising sekali suara lagu house music ditambah suara teman-teman Ling yang saling bergurau dan tertawa. Aku dikenalkan satu persatu dengan mereka, namun aku tidak bisa mendengar nama-nama mereka dengan jelas.

Aku diam saja di sofa melihat tingkah polah teman Ling yang tampak begitu gembira. Mereka bergoyang mengikuti dentuman bass lagu house music sambil merokok dan minum minuman keras. Ada yang menggoyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Ada yang berlenggak lenggok seperti penari India. Bahkan ada yang melompat-lompat terus sambil berteriak bagaikan penyanyi rock. Gerakan mereka tampak tidak wajar dan terlalu berlebihan. Aku pikir apa mereka tidak lelah bergerak seperti itu?

Lampu dalam VIP room yang diredupkan membuat aku tak dapat melihat sekeliling dengan jelas. Tiba-tiba Ling mendekat dan duduk disebelahku. Dia memberi sesuatu dalam genggamanku sambil berkata menenangkan aku kalau 'ini' tidak berbahaya dan akan membuatku senang. Pokoknya aku harus menelannya. Sebuah kalimat dari Ling yang masih kuingat adalah, "Kamu harus percaya padaku" Lalu Ling meninggalkan aku dan bergabung dengan teman-temannya untuk bergembira bersama.

Aku bingung dan ragu menggenggam setengah butir pil ajaib ini. Berbagai pikiran dan pertanyaan melintas dalam benakku. Aku pernah dengar tentang inex. Obat doping untuk triping, atau yang di Surabaya disebut nggedek. Amankah? Kalau aku sampai ketagihan gimana? Adakah efeknya yang merugikan tubuh? Aku belum pernah menggunakan narkoba jenis apapun! Masak aku harus merusak diri? Namun Ling mengatakan kalau ini aman-aman saja? Bagaimana ini?

Di saat aku bimbang memegang benda merah muda setengah lingkaran ditanganku, Martin mendekat dan duduk disebelahku. Martin memberiku advise kalau aku tidak mau tidak usah ditelan. Namun dia menyarankan sebaiknya dicoba, soalnya inex tidak akan membuat penggunanya ketagihan. Apalagi dengan dosis serendah itu tidak akan menimbulkan efek yang merugikan. Martin terus menenangkan diriku dengan menjelaskan bahwa inex tidak berbahaya.

Akhirnya aku memutuskan untuk meminumnya. Dalam pikiranku, kalau aku mengalami sesuatu yang merugikan, aku tidak akan ikut Ling dugem lagi. Aku pasti kapok dan menjauhinya. Entah itu keputusanku yang benar atau salah. Yang jelas, efek yang ditimbulkan sungguh luar biasa! Aku sendiri sampai kagum dengan kehebatannya. Awalnya aku hanya duduk diam menunggu diriku on selama setengah jam. Beberapa kali teman-teman Ling mengajak aku bangkit dan berdisko bersama mereka. Aku cuma tersenyum dan menggelengkan kepala. Aku sudah cukup senang melihat mereka bergembira bersama.

Perlahan-lahan tanpa kusadari, inex yang kutelan mulai mempengaruhi tubuhku. Pertama kali hanya kepalaku yang bergoyang-goyang mengikuti irama lagu house music. Goyangannya masih samar-samar sehingga aku tidak menyadari kalau itu sudah mulai on. Lalu secara tak sadar badanku mulai ikut bergoyang kekiri dan kekanan. Lagu-lagu yang diputar terasa makin asyik diikuti. Yang terakhir kakiku melonjak-lonjak sendiri. Semua anggota tubuhku bergoyang tanpa kuperintah. Aku jadi tidak bisa duduk dengan tenang. Aku pernah membaca tentang ekstasi dan efek yang ditumbulkannya di majalah dan surat kabar. Aku jadi agak penasaran ingin membuktikan sendiri.

Aku berdiri dari dudukku. Berbagai macam perasaan berkecamuk dalam benakku. Inikah rasanya? tanyaku dalam hati. Badanku bergetar hebat! Aku hampir tak bisa menahan keinginanku untuk menggoyangkan anggota tubuhku! Lalu sambil bergetar aku berjalan menuju Ling dan teman-temannya. Terlihat mereka semua tampak gembira dan bahagia sekali. Mereka tertawa lepas dan saling mengadu kehebatan gaya disko mereka. Mendadak aku merasa hatiku turut senang melihat kegembiraan teman-teman yang lain. Sangaat senang!

Saat aku berjalan, angin dari blower AC menerpa diriku. Membuat aku makin merasa bersemangat. Tak sadar aku pun ikut bergoyang. Goyanganku sungguh beda dengan biasanya. Aku jadi pingin menggerakkan kepala, tangan, badan dan kaki bersamaan! Aneh sekali! kalau kucoba kuhentikan, malah tidak bisa. Telapak tanganku terasa dingin sekali sampai kaku semua. Ling memberiku permen karet untuk mencegah rahangku mengerat. Aku baru sadar kalau gigiku mengatup rapat sampai rahangku terasa sakit.

Aku ditarik Ling menuju ke tengah teman-temannya. Kurasakan tangan Ling juga dingin sekali! Mereka tertawa dan menyemangati aku agar aku bergoyang. Aku tidak merasa malu sedikit pun meski aku baru mengenal mereka. Aku yang biasanya pemalu ini berubah seratus delapan puluh derajat! Aku merasa jadi superstar malam itu. Aku jadi bisa menari hingga membuat orang kagum atas diriku. Semakin keras goyanganku, semakin keras aplaus mereka. Tidak ada yang mampu menghentikan gerakanku. Badanku terasa gerah meskipun aku berada tepat di depan AC. Sedangkan mulutku terasa sangat kering sampai beberapa kali aku menghabiskan satu botol air mineral sekaligus. Aku goyang seperti orang kesurupan selama empat jam tanpa berhenti. Dan sama sekali tidak merasa lelah!

Martin mengajakku bergoyang bersama. Seharusnya aku menolak karena risih dipeluk oleh orang yang bukan pacarku. Namun malam itu aku merasa Martin adalah pasanganku. Martin memelukku dari belakang dengan kedua tangannya yang kokoh. Aku menggoyangkan kepalaku ke kiri dan ke kanan seperti angin puyuh. Tubuh ini rasanya ringan sekali. Disuruh diam tidak bisa. Lagu house music yang biasanya menemaniku aerobic terdengar jadi luar biasa enak di telinga. Membuat aku ingin terus bergoyang mengikuti iramanya.

Ling dan Sandy menghampiriku dan menanyakan perasaanku. "Enak?" tanyanya. Kujawab dengan mantap, "Enak Ling! Awas kalau kamu kesini nggak ngajak aku lagi!" Ling dan Martin mentertawakan aku habis-habisan. Aku juga ikut tertawa. Rasanya bahagia banget malam itu. Aku merasa perasaan suntukku hilang semua larut dalam kegembiraan bersama teman-teman baru. Martin melingkarkan lengannya di bahuku dan bahu Ling. Sandy berbuat hal yang sama. Kami membentuk lingkaran kemudian berputar sambil melompat-lompat. Senang sekali rasanya.

Sayangnya kalau kita merasa senang, waktu akan berjalan demikian cepatnya. Tak terasa sudah pukul 5 pagi. Aku melihat kebawah dari balkon, pengunjung di hall sudah habis. Pengaruh inex pada kami semua juga mulai berkurang. Hanya beberapa orang termasuk aku dan Martin yang masih menggoyang-goyangkan kepala perlahan mengikuti irama music. Aku mulai merasa lemas. Dinginnya AC kembali terasa menusuk.

Ketika aku sudah benar-benar drop, Sandy menyalakan lampu VIP dan mengatakan kalau pesta sudah bubar. Semua orang bertepuk tangan seakan sadar kalau sudah saatnya pulang. Aku merasa geli juga melihat mereka berebutan menggunakan kamar mandi membetulkan pakaian maupun dandanan. Terutama para ceweqnya. Aku hanya bisa menebak dalam hati apa saja yang telah mereka lakukan dengan pasangannya masing-masing. Soalnya kulihat pakaian mereka acak-acakan semua. Bahkan beberapa dari mereka masih berciuman ketika lampunya dinyalakan.

Lalu tak disangka, mereka berebut menyalami aku dan menanyakan perasaanku setelah pertama kali triping. Ops.. Rupanya mereka tahu kalau aku pendatang baru. Meskipun agak malu, aku berusaha bersikap ramah pada mereka karena mereka adalah teman-teman Ling. Aku katakan bahwa aku sangat suka dan ingin ikut pesta lagi lain kali. Mereka tertawa-tawa mendengar jawabanku yang begitu jujur dan terus terang.

Teman-teman Ling sungguh menyenangkan. Meski umur mereka berkisar 24-25 tahun, namun mereka tidak membosankan. Aku pikir orang umur segitu akan mulai tampil serius dan menjemukan. Namun nyatanya mereka tidak seperti itu. Mereka suka bergurau dan melucu. Antar teman masih suka meledek dan saling mentertawakan. Tingkah laku mereka saat dugem seperti masih mahasiswa saja.

Selesai membereskan tagihan, kami saling berpamitan pulang. Martin dan Sandy mengantar kami kerumah Ling. Kali ini aku dan Ling duduk di bangku belakang. Aku baru merasa kalau tubuhku lemas. Rasanya ingin tiduran di tempat tidur. Kulihat dari jendela mobil hari mulai terang. Sudah pukul 5.30 ketika kami meninggalkan diskotik.

Selama perjalanan pulang hatiku campur aduk memikirkan diriku sendiri. Sungguh suatu ironi saat berpapasan dengan serombongan orang sedang joging di hari minggu pagi yang indah ini. Berpapasan dengan penjual sayur yang siap berkeliling menawarkan dagangannya. Berpapasan dengan orang-orang yang hendak beribadah ke gereja. Bandingkan dengan diriku yang jadi pengguna narkoba. Bersenang-senang hingga pagi hari. Berdandan seronok dan berpelukan mesra dengan cowoq yang bukan pacarku. Dikelilingi asap rokok dan gelas berisi minuman keras. Sungguh tragis! Aku agak menyesali keadaanku sekarang.

Namun penyesalan itu hanya datang sesaat saja. Detik berikutnya ketika Martin dan Sandy menceritakan tentang berbagai jenis inex dan efeknya, variasi cara meminumnya dan tempat-tempat yang asyik, aku jadi tergoda lagi. Aku antusias bertanya pada mereka tentang segala hal. Martin dan Sandy kelihatan senang akan rasa ketertarikanku dan berjanji akan mengajakku lagi. Menurut mereka, aku terlihat sangat gembira dan begitu antusias. Sehingga tidak rugi mereka menghabiskan banyak uang untukku.

Aku baru tahu kalau mereka punya kebiasaan tidak membebankan biaya apapun pada ceweq yang ikut pesta mereka. Bahkan mereka sesumbar pada Ling dan pada ceweq-ceweq lain kalau punya teman ceweq yang suka triping silahkan dibawa sebanyak apapun mereka. Pokoknya hanya ceweq. Tidak boleh membawa teman cowoq. Edan, pikirku! Emang dasar mata keranjang semua!

Mereka cowoq bertujuh memang suka bersenang-senang di diskotik. Minimal seminggu sekali menyewa VIP room. Kalau tidak minum ya triping sampai pagi. Persahabatan mereka juga sangat erat sebab mereka adalah teman sejak SD. Dari mereka bertujuh hanya dua orang yang sudah punya pacar sungguhan. Lainnya masih single.

Mereka bergantian membayar. Namun yang paling sering membayar adalah Martin dan Sandy. Dari kelakuan mereka bisa tampak siapa yang sering jadi bosnya. Martin adalah seorang pengusaha muda yang cukup berhasil. Di usianya yang baru 25 tahun dia sudah memiliki rumah dan mobil sendiri. Sedangkan Sandy adalah anak orang kaya. Papanya memiliki beberapa perusahaan yang cukup untuk membiayai Sandy dan adik-adiknya sampai tua. Selain Sandy dan Martin, lainnya hanya pegawai swasta dan mahasiswa.

Sampai di rumah Ling, aku tidak bisa tidur meski badanku terasa lemas. Aku masih merasa kedinginan. Aku lihat Ling dengan santainya berganti pakaian, mencuci muka, sikat gigi dan membuat dua gelas susu. Ling menyuruhku untuk minum susu untuk menghilangkan pengaruh inex. Sehabis minum segelas susu panas badanku jadi terasa lebih enak. Namun aku masih tak bisa tidur sampai jam tujuh pagi.

Baru tidur dua jam, kira-kira jam sembilan aku sudah terjaga. Mataku terbuka lebar seperti habis tidur dua belas jam. Kulihat Ling juga sudah bangun. Ling memberiku air kelapa muda. Aku menurut saja apa yang Ling berikan padaku. Aku merasa badanku lemas ingin tidur, namun mataku tetap terbuka lebar. Aku juga tidak merasa lapar. Biasanya jam setengah tujuh pagi aku sarapan. Sekarang sudah jam sepuluh tapi belum terasa lapar sedikit pun. Akhirnya tengah hari kupaksa makan meskipun sedikit. Aku baru tahu kalau sehabis menelan inex, jadi sulit tidur dan tidak mudah lapar. Ditambah satu lagi, panas dalam! Bibirku pecah-pecah dan tanggorokanku kering. Aku langsung minum obat panas dalam dan minum air putih sebanyak-banyaknya.

Selama seharian aku dan Ling yang sama-sama kurang tidur membahas tentang inex, dunia malam dan perilaku kelompok Ling. Aku baru tahu kalau inex itu sebenarnya obat diet. Dapat mengurangi napsu makan namun penggunanya tidak akan merasa lelah. Jadi memberi efek semacam doping. Tetapi bila dikonsumsi melebihi dosisnya bisa menimbulkan rasa senang dan gairah yang berlebihan. Selama inex masih berpengaruh, kita bisa terus triping tanpa lelah meskipun sebenarnya sudah melampaui batas kemampuan tubuh kita. Saat pengaruh obat itu hilang, kita baru merasakan kelelahan yang luar biasa!

Sebagai perbandingan, aku aerobic satu jam saja sudah cukup lelah. Bila diberi setengah tablet inex, aku bisa bergoyang selama kurang lebih empat jam tanpa henti. Itu berarti aku melampaui batas kemampuanku sendiri tiga kali lipat. Ling pernah bercerita bahwa temannya pernah over dosis akibat seminggu berturut-turut triping dengan dosis maksimum! Untung nyawanya bisa diselamatkan. Benar-benar edan!

Pergaulan Ling dengan teman-temannya cenderung agak bebas. Mereka biasa berganti-ganti pacar sesuka mereka. Sandy adalah pacar Ling saat dugem. Diluar jam dugem, Ling berhak pacaran dengan cowoq lain. Begitu juga Sandy. Hal seperti itu sudah biasa dalam kelompok dugem mereka. Tidak ada ikatan maupun hubungan serius selama di tempat dugem. Dalam diskotik Ling dan Sandy bisa berpelukan, berciuman dan bahkan 'making love' kalau mau. Menurut Ling, mereka pernah ML di VIP room K diskotik. Di sana VIP roomnya lebih mewah dan disediakan bathup untuk mandi.

Aku bertanya pada Ling, apakah tidak menyesal setelah itu. Lalu Ling bercerita sambil tersenyum malu. Setelah ML, semalaman Ling memang menangis sampai matanya sembab dan suaranya habis. Namun besoknya saat Sandy datang menghibur, merayunya habis-habisan, dan akhirnya mengajak bersetubuh lagi dengan gaya yang berbeda-beda, penyesalan itu mendadak hilang dengan sendirinya. Sejak saat itu, Sandy menjadi partner ML tetap Ling. Apalagi menurut Ling, dia adalah ceweq yang hyper dan mudah terangsang. Kalau lagi kepingin, dia akan menelpon Sandy agar menginap di rumahnya. Kini dia sudah tidak ambil pusing dengan keperawanannya. Aku tertawa mendengar gaya ceritanya yang santai. Ling berkata padaku agar aku tidak meniru jejaknya dan mempertahankan keperawananku selama aku belum dewasa.

Aku agak trenyuh melihat sahabatku ini. Diusianya yang masih semuda ini dia sudah kehilangan keperawanannya dan menjadi pengguna narkoba. Sekarang sudah lumayan hanya satu jenis yang digunakan. Dari ceritanya dia telah menggunakan SS, ptw, BS dan lainnya sejak kelas dua SMP!

Malam itu penyesalan dan keprihatinan boleh datang. Malam-malam berikutnya kami jadi semakin liar. Aku sudah tidak ambil pusing dengan segala efek samping yang diakibatkan. Aku berangkat seminggu empat kali. Sabtu berangkat, minggu berangkat lagi, lalu selasa, lalu jumat, sabtu lagi dan seterusnya. Aku menaikkan dosis inex menjadi satu tablet.

Aku dan Martin juga semakin liar. Aku sudah lupa dengan Andrew yang masih sibuk berkutat di Jakarta mengurus kepindahannya ke Amerika. Suatu malam kami berempat merencanakan untuk triping di rumah Sandy. Sandy memiliki ruang kedap suara yang didesign mirip VIP room di basement rumahnya. Lengkap dengan mini bar dan meja bilyard. Aku takjub saat melihat sendiri kemewahan 'VIP room'nya. Wah, Sandy benar-benar anak orang kaya pikirku.

Ini pertama kali aku diajak triping bukan di diskotik. Kami mulai sejak pukul delapan malam. Setelah makan malam, kami berkaraoke sejenak sambil minum-minum. Aku sudah mulai bisa minum minuman keras. Padahal dulu aku mencium baunya saja sudah tidak tahan. Tapi sejak aku mengenal dugem, aku mulai bisa minum meski tidak sekuat Ling. Terus terang saja, dibanding mabuk, aku lebih suka triping. Kalau mabuk akibatnya pusing dan besoknya lupa kesenangan apa yang kita alami. Kalau triping, pulangnya aku akan membawa kesenangan yang jauh lebih mengasyikan.

Aku sudah tidak tahan ingin segera triping. Aku paksa mereka mulai sekarang. Awalnya mereka keberatan karena masih terlalu pagi. Namun melihat aku mulai cemberut dan diam saja, mereka menuruti aku. Aku memang anggota baru yang paling disayang oleh mereka. Keinginanku biasanya selalu dituruti. Karena malam masih sangat panjang, maka aku minum satu dulu. Setelah lewat tengah malam baru aku tambah lagi setengah.

Sebagai pemanasan menunggu on, aku bermesraan dengan Martin sambil berdansa pelan. Malam ini Martin terlihat romantis sekali. Berkali-kali dia memuji kecantikanku dan kebaikanku. Kubiarkan Martin bermanja-manja padaku. Kusuapi dengan buah-buahan, kutuangkan minuman, kunyalakan rokoknya. Bahkan kubiarkan dia meraba-raba tubuhku.

Martin memulainya dengan memelukku dari belakang dan mengelus-elus bagian dalam pahaku. Rasanya geli sekali! Kemudian dia meraba perut dan dadaku. Aku memang sengaja diam saja. Martin tampak seperti menikmati setiap inci permukaan kulitku yang disentuhnya. Aku diperlakukan dengan sangat lembut. Dia tidak meremas-remas payudaraku seperti yang sering dilakukan Andrew kalau sedang gemas. Dia hanya menyentuh dan mengelus buah dadaku dengan perlahan. Aku memejamkan mata menikmati belaian tangannya. Begitu panas membara.

Rupanya aku dan Martin terlalu banyak minum minuman beralkohol. Aku merasa wajahku panas dan kepalaku agak pusing. Lalu kami berciuman lamaa.. sekali sampai aku jadi terangsang. Aku sudah lama tidak orgasme. Keromatisan dan kelembutan Martin saat itu membuat diriku terlena.

Ketika Martin minta aku membuka pakaianku, entah kenapa, aku menurutinya. Aku begitu ingin membahagiakan dirinya dengan menuruti permintaanya. Aku membuka atasanku dan kukalungkan di lehernya. Lalu aku duduk di pangkuannya. Kuperlihatkan dadaku yang terbungkus bra coklat muda tepat didepan wajahnya. Martin menatap kedua payudaraku dan menciumnya sekilas. Aku tergelitik untuk menggodanya lebih lanjut. Kuturunkan celana jeansku perlahan-lahan sambil menggoyangkan pinggulku. Martin ternganga melihat pinggulku yang terbungkus triumph mini coklat transparan bergoyang goyang dihadapannya. Aku berputar membelakanginya lalu nungging. Kugerakkan perlahan pantatku ke kiri dan ke kanan tepat didepan wajahnya. Martin memegang pantatku dan menciumnya bergantian.

Sandy bertepuk tangan dari seberang ruangan dan menantang agar Ling turut membuka pakaiannya. Ling tidak mau kalah, dia membuka baju dan celananya sekaligus lalu duduk di pangkuan Sandy. Wah, pasti akan terjadi peperangan dashyat! Aku sudah sering melihat kelakuan liar mereka berdua saat on berat. Maka aku mengajak Martin ke kamar mandi agar kami bisa lebih leluasa.

Dalam kamar mandi itu, kami berciuman dengan hangat. Martin memelukku dan tangannya melepas kait braku. Aku agak malu dan menahan agar braku tidak melorot. Tapi Martin tidak menyerah. Dengan nakalnya dia malah menurunkan celana dalamku sampai bawah. Aku ingin menahan dengan tanganku tapi kalah cepat. Aku memukul bahunya dengan gemas lalu tertawa. Aku tidak merasa malu. Aku malah penasaran ingin tahu reaksi Martin ketika melihatku telanjang. Martin memandangi tubuhku dengan takjub. Ini pertama kali dia melihat seluruh tubuhku tanpa pakaian sehelai pun. Aku jadi semakin berani dan liar dipandangi seperti itu. Kubuka T-shirt Martin dan kuraba tubuhnya yang kekar. Kuelus wajahnya dan kucium mulutnya dengan ganas.

Martin membalas ciumanku sambil memegang buah dadaku. Telapak tangannya sedingin es. Rupanya dia mulai on. Aku merasa putingku geli sekali. Kubiarkan dia menjilati putingku sambil meremas-remas buah dadaku. Martin sungguh berpengalaman! Entah apa ini karena pengaruh inex ataukah memang Martin yang hebat. Dia bisa menimbulkan sensasi yang luar biasa hanya dengan merangsang buah dadaku. Apalagi ketika tangannya turun melewati perutku dan mengelus bulu kemaluanku. Rasanya tubuhku bergetar hebat. Aku jadi lupa diri. Kurasakan jemarinya yang besar itu mulai meraba daerah klitorisku dan membelah bibir vaginaku.

Tanpa terduga, Martin membisiki aku, "Kata Ling kamu masih perawan ya?"
Aku terkejut mendengar perkataannya dan secara reflex menjauhinya. Lalu Martin tertawa dan menggoda agar aku tidak kuatir. Martin menceritakan kalau Ling sudah memperingati semua cowoq di kelompok ini agar jangan sampai ada yang berani menodai diriku. Bila sampai terjadi, Ling akan mengajakku meninggalkan kelompok ini. Martin mengatakan padaku bahwa dirinya juga tidak tega untuk memperdaya seorang ceweq semuda aku. Dia mengaku hanya ML pada ceweq yang memang benar-benar ingin. Bukan pada ceweq yang terbawa suasana gembira seperti aku.

Aku jadi agak lega mendengar perkataan Martin yang terkesan 'bijaksana' itu. Memang aku masih sangat muda dibandingkan dirinya. Tiba-tiba aku sadar kalau aku telanjang bulat dihadapan Martin yang masih 'berpakaian'. Aku membalikkan tubuhku seraya menutupi buah dadaku. Mendadak aku merasa malu. Apa memang aku terbawa suasana sehingga melakukan tindakan seperti ini tanpa merasa malu sedikit pun? Bahkan aku mungkin akan membiarkan Martin menyetubuhi aku bila keadaan tadi dibiarkan. Wah, akal sehatku mulai terganggu nih!

Kemudian Martin memelukku dari belakang dan menciumi leher dan belakang telingaku. Aku jadi mulai terangsang lagi. Habis ciumannya benar-benar luar biasa! Begitu lembut dan menggairahkan. Dia menjilati punggungku dari atas sampai bawah. Bahkan kedua pantatkupun dijilati olehnya. Aku makin terangsang ketika tangannya menyusup kebalik tanganku dan memegang kedua payudaraku. Aku merasakan kenikmatan yang menghanyutkan. Ciuman dan remasan pada buah dadaku membuat diriku melayang-layang.

Martin ingin membuatku orgasme rupanya! Dia meraba-raba dan menggelitik vaginaku dengan pola gerakan yang aneh namun menghanyutkan. Aku merasa geli sampai tubuhku mengejang-ngejang. Dibanding Martin, Andrew kalah jauh. Martin bisa menggelitik vaginaku sambil mulutnya menciumi puting susuku bergantian. Benar-benar luar biasa!

Lalu Martin minta ijin mencium vaginaku. Tentu saja aku mengijinkan dengan senang hati. Aku duduk di atas wastafel dan kubuka kakiku lebar-lebar. Martin tampak kagum melihat posisiku saat ini. Matanya bersinar-sinar nakal. Dia melihati aku terus menerus dari atas ke bawah sampai aku merasa risih. Aku berpura-pura mengatupkan kakiku dan menutupi kemaluanku dengan telapak tanganku. Dengan cepat Martin mencegah dan mulai mendekatkan mulutnya pada vaginaku. Hatiku berdebar-debar menantikan serangannya. Sedetik kemudian aku melenguh panjang sekali. Martin benar-benar hebat! Sangat hebat! Andrew tidak ada apa-apanya! Lidahnya menari-nari menjelajahi seluruh permukaan kemaluanku disertai kombinasi sedotan mulutnya yang kuat. Berbagai cara oral seks yang pernah kulihat di film BF dipraktekan pada kemaluanku. Membuat diriku tak berdaya menghadapi serangannya.

Tak lama kemudian aku orgasme. Aku terengah-engah dan menyandarkan diriku pada dinding kamar mandi. Tubuhku lemas sekali rasanya. Martin menggodaku dengan bertanya bagaimana rasanya orgasme. Aku tertegun sejenak mendengar pertanyaannya. Kemudian aku baru sadar kalau Martin tidak tahu aku sering peting dengan Andrew sampai orgasme. Dipikirnya ini pertama kali aku orgasme. Wah, Martin tampak sudah menunggu jawaban yang memuaskan dariku. Agar tidak mengecewakan Martin yang sudah berbangga hati dan berwajah 'pongah' dihadapanku, aku memuji-muji kehebatannya dalam memuaskan aku. Hihihi.

Kemudian Martin menggendongku dari meja wastafel. Tak kusangka Martin membawaku masuk ke dalam ruangan lagi! Padahal aku masih telanjang bulat! Aku meronta-ronta minta diturunkan. Namun Martin tetap menggendongku masuk sambil tertawa-tawa. Sialan Martin! Ada Sandy dan Ling di dalam. Mereka akan melihatku telanjang! Aku memalingkan wajah dan kusembunyikan dileher Martin. Aku merasa malu sekali! Namun aku juga merasa tegang. Tegang ingin tahu bagaimana reaksi Sandy melihat tubuhku yang telanjang ini.

Martin tertawa menyadari aku menyembunyikan wajah di lehernya. Dia masih menggendongku saat berkata untuk melihat Ling dan Sandy. Aku menengok kearah tempat duduk mereka dan terkejut melihat mereka. Ya ampun, Sandy dan Ling sedang ML di sofa! Meskipun lampu diredupkan, namun aku masih dapat melihat perbuatan mereka. Sandy duduk bertelanjang dada dengan celana sedikit melorot. Sedangkan Ling, dalam keadaan bertelanjang bulat dia menduduki penis Sandy sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun. Ling memejamkan mata sambil mendesah desah dengan keras. Sandy yang pandangannya ke arah kami tersenyum sambil mengacungkan jempolnya. Ling kemudian menoleh dan tersenyum sekilas pada kami, lalu kembali meneruskan gerakan pinggulnya.

Aku masih takjub melihat mereka yang bertindak seliar itu. Aku tak dapat mencegah mataku untuk melihat mereka terus. Aku belum pernah melihat orang ML secara nyata dihadapanku. Apalagi ini temanku sendiri. Aku jadi makin penasaran bagaimana rasanya kalau penis dimasukan ke vaginaku. Seenak itukah? Ling tampak merasakan kenikmatan yang luar biasa! Ling bahkan tidak merasa malu dilihat oleh kami sedang bersenggama.

Beberapa saat kemudian kudengar Ling orgasme dan disusul oleh Sandy. Aku lihat Ling lemas dan ambruk di pangkuan Sandy. Sandy pun juga merasa lemas dan goyangannya melambat kemudian terhenti sama sekali. Mereka berpelukan dan saling menggoda. Lalu tertawa cekikikan dan berciuman panjang. Mereka terlihat bahagiaa.. sekali. Membuat aku makin penasaran.

Martin menurunkan aku di sofa kemudian memberikan T-shirtnya untuk kupakai. Aku memakai T-shirtnya tanpa menggunakan bra dan celana dalamku. Aku pikir supaya mudah bila Martin ingin peting lagi. Lalu dia memberiku segelas kratingdaeng dingin. Badanku terasa segar saat minuman dingin itu membasahi tenggorokanku. Kemudian badanku sudah kembali bersemangat. Bahkan jauh lebih bersemangat dari yang tadi. Aku rasa aku mulai on. Martin mengajakku bangkit dan mulai goyang bersama. Martin sudah mulai tampak kencang. Aku pun juga mulai kencang. Lagu-lagu house music koleksi Sandy benar-benar hebat dan lengkap. Bahkan lagu terbaru favoritku I Hide U juga dimilikinya!

Ruangan yang semula sangat dingin berubah jadi panas. Meski aku berdiri tepat di bawah AC, aku tetap merasa kepanasan. Keningku mulai berpeluh. Aku rasa aku lebih kencang dari biasanya. Aku menggoyangkan kepala dan tubuhku sekeras mungkin sampai Martin takut aku salah urat. Mungkin benar mitos yang beredar bahwa triping jadi lebih enak setelah orgasme.

Kemudian Ling dan Sandy menyusul kami. Ling masih belum mengenakan pakaiannya sama sekali. Alasannya karena panas. Sandy dan Martin tertawa mengejek dan menggoda Ling. Sebab menurut mereka kalau hanya mereka bertiga biasanya Ling memang suka striptease. Aku agak salah tingkah ketika Sandy melihati tubuhku dengan pandangan nakal. Ada perasaan senang berdesir di hati saat Sandy memuji kecantikan wajahku dan keindahan tubuhku. Martin rupanya segera tanggap dan mengajak Sandy bertukar tempat.

Kini Sandy berada tepat dihadapanku. Aku agak sungkan karena belum pernah berpasangan dengan Sandy. Aku tersenyum semanis mungkin padanya untuk menghilangkan kekakuan. Lalu dia bertepuk tangan menyemangatiku agar aku menari semakin hot. Secara tak sadar aku menaikkan kedua tanganku dan memejamkan mata. Begitu mataku terbuka, aku sadar kalau Sandy sedang berjongkok dihadapanku sambil melihati kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa. Rupanya T-shirt Martin terangkat ketika aku mengangkat kedua tanganku.

Aku menjerit gemas melihat tingkahnya dan mulai mengejarnya. Sandy bangkit menghindari seranganku sambil tertawa-tawa. Suasana jadi cair seketika. Lalu Sandy memelukku agar aku tenang dan menghentikan seranganku padanya. Ternyata itu hanya akal-akalannya. Setelah aku sedikit tenang dalam pelukannya, Sandy meremas pantatku yang telanjang sampai aku menjerit lagi. Sialan benar! Sandy memang suka melecehkan aku. Habis aku digodanya malam itu. Aku memeluknya dengan sayang dan mencium kedua pipinya.

Aku masih agak sungkan pada Martin dan Ling kalau aku terlalu mesra pada Sandy. Bagaimana pun juga Sandy biasanya selalu bersama Ling, sedangkan Martin bersamaku. Namun begitu aku tahu Ling dan Martin malah sudah berciuman dan saling meremas-remas, aku jadi tidak merasa risih lagi. Aku jadi tidak berpikir apa-apa. Sambil triping, kupeluk tubuh Sandy dan kuciumi leher, pipi dan bibirnya. Sandy membalas sambil memelukku dengan mesra. Malam itu partner tripingku adalah Sandy.

Sempat kulihat Martin dan Ling masuk ke kamar mandi. Aku tahu mereka pasti melakukan 'itu' didalam. Namun aku tidak merasa cemburu. Bahkan aku sempat berpikir toh aku beruntung tidak perlu memuaskan Martin yang berarti kehilangan keperawananku. Egois juga aku ya?

Malam itu kami triping sampai jam 6 pagi. Aku habis dua setengah tablet inex plus beberapa shoot minuman. Ling teler berat di sofa. Dia minum terlalu banyak sampai badannya panas dan wajahnya merah. Sedangkan Martin masih sibuk menghabiskan minumannya sambil mengoceh tak karuan. Aku membantu Sandy mengenakan pakaian Ling yang tercecer dimana-mana. Sandy terlihat paling sadar diantara kami. Dia memang tidak terlalu suka minum. Akhirnya tinggal aku dan Sandy yang tidak bisa tidur sampai jam sepuluh pagi. Kami tidur-tiduran di kamar Sandy sambil ngobrol sampai akhirnya terlelap.

Itu terakhir kali aku triping sampai aku menulis cerita ini. Sungguh suatu perubahan baru dalam hidupku. Perubahan yang sangat mendadak. Rasanya sebulan yang lalu aku masih belum mengenal narkoba. Saat aku menulis ini, aku sudah triping kira-kira lima belas kali. Benar kata Ling, kita bukannya ketagihan inex seperti yang ditakutkan, namun ketagihan perasaan senang seperti itu lagi. Kesenangan saat berpesta bersama teman-teman dalam VIP room. Melihat tingkah laku teman-teman Ling yang lucu-lucu.

Perubahan yang paling menyolok adalah, aku jadi suka mengoleksi lagu-lagu house music. Beberapa kali aku ke pasar atom untuk berburu koleksi CD house music terbaru. Mamaku sempat bertanya, namun kuberi alasan untuk latihan aerobicku. Jadi mama tidak curiga lagi. Gaya berpakaianku juga berubah jadi makin modis dan seksi. Soalnya malu dong kalau ke KW diskotik menggunakan busana yang 'biasa-biasa' saja. Di sana tempat berkumpulnya anak muda Surabaya yang keren-keren. Kalau aku tidak tampil super trendy, bisa kalah pamor dong.

Saat ini aku masih senang-senangnya. Dalam seminggu aku bisa tiga sampai empat kali ke diskotik. Ada tiga tempat favoritku. Hari Sabtu pasti di KW diskotik, hari Minggu siang BO diskotik, kemudian K diskotik untuk hari-hari biasa.

Aku dan Ling tidak selalu triping bersama kelompok Sandy. Kadang kami ke KW diskotik bersama teman-teman sekolah Ling. Tapi tidak di VIP room. Melainkan di Hall berbaur bersama pengunjung lain yang rata-rata masih ABG. Ramai sekali memang. Tapi asyik. Kalau pas lagunya enak, semua akan mengangkat tangan dan berteriak bersama. Lalu goyang lagi. Wih, pokoknya seru habis! Apalagi bisa ngeceng sama cowoq-cowoq keren yang lagi triping. Mereka biasanya suka mengajak kenalan pada ceweq yang goyangnya keras. Dari KW aku jadi punya banyak kenalan baru. Sekarang aku punya banyak teman sehingga tidak kesepian lagi.

Kalau di BO diskotik, kami pergi bersama geng ceweq Ling yang tidak boleh keluar malam. Kami ke sana jam tiga sore, pulangnya jam sembilan malam. Sebenarnya aku kurang senang di sana meski pengunjungnya kebanyakan seusiaku. Soalnya tempatnya terlalu kecil dan kamar mandinya jorok.

K diskotik adalah tempat favorit kelompok Sandy. Kalau di K diskotik, aku malas berbaur dengan pengunjung lain. Sebab yang kesana rata-rata sudah dewasa. Bahkan ada yang sudah agak tua! Paling-paling aku hanya triping di dalam VIP room dan tidak ke mana-mana. Sebab aku pernah bertemu teman papaku disana waktu aku jalan-jalan ke Hallnya. Untung dia tidak melihatku. Kalau papaku tahu aku disana bisa gawat! Malah Martin dengan santainya nyeletuk, bisa-bisa papaku juga sedang bersenang-senang di sana. Waduh, itu lebih gawat lagi!

Ling berjanji akan mengajakku ke Jakarta saat liburan akhir tahun ini. Aku akan diajak ke M diskotik. Diskotik paling ngetop di Jakarta. Aku pasti kagum melihat cowoq-cowoq keren disana. Ling sudah pernah kesana sekali saat menghadiri pesta pernikahan temannya. Dan dia benar-benar tidak bisa melupakan kehebatannya. Baik kehebatan suasananya, kemegahannya, audionya maupun pengunjungnya. Jadi, bikin penasaran saja.

Yang agak kusesali, aku jadi suka membohongi orang tuaku untuk pergi ke tempat-tempat dugem. Selama ini aku selalu memberi alasan menginap dirumah Ling. Aku tak tahu apakah bisa terus berbohong seperti ini. Jujur saja aku sungguh sangaat menikmati 'hobi' baruku ini. Namun kadang kala hati kecilku berontak ingin agar aku berhenti atau paling tidak mengurangi. Entahlah kita lihat saja kelanjutannya..

E N D
-------------------------------------------------------------------------------------

mieske, gadis manis

Para pembaca yang budiman. Ini satu lagi cerita pengalamanku semasa kuliah di Jakata, kenalan, jatuh cinta, pacaran yang lembut dan bercinta yang amat mengesankan. Semoga anda semua dapat menikmatinya dengan senang.

Tahun 1972. Dua tahun sudah aku menginjak bangku kuliah fakultas teknik Mesin di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Berkawan dengan teman-teman kuliah satu angkatan semua jurusan yang ada dengan segala kelebihan dan kekurangannya disertai pesta, camping dan diakhiri pacaran dengan cewek-ceweknya yang rata-rata cantik dan seksi merupakan bagian dari kehidupan kampus. Aku mempunyai group atau kelompok teman-teman seangkatan dari jurusan teknik, antara lain Mesin, Sipil, Arsitek dan Elektro. Diantaranya Aryono dan Tonny, kami bertiga mempunyai ikatan persahabatan yang erat bagaikan saudara kandung, sampai pada kegiatan mendaki gunung Gede, Pangrango di Cimacan terus ke gunung Slamet di Cirebon.

Kami bertiga pada umumnya, akhir minggu keempat, setiap akhir bulan, naik ke gunung Gede (Pangrango). Pulangnya hampir dipastikan lewat Sukabumi dan menginap satu malam di penginapan yang murah dan biasanya mencari cewek-cewek manis di Sukabumi yang berakhir dengan pelampiasan nafsu seks kami bertiga. Untuk mendapatkan cewek-cewek Sukabumi, pada saat itu sedang In atau Ngetrend khususnya kalau yang mencari cowok-cowok Jakarta, pasti dapat. Di sini yang ingin kuceritakan adalah salah satu pengalamanku yang lain yang tidak akan kulupakan seumur hidup.

Bermula dengan persahabatan kami bertiga yang membuat Tonny berkenalan dengan adiknya Aryono, bernama Aryani. Akhirnya mereka pacaran dengan hebat (dari ujung rambut sampai ke ujung kaki). Aryani pada saat itu baru naik kelas 3 SMP, jadi masih segar-segarnya suka sama cowok mahasiswa, si Tonny ini. Aku belum punya pacar tetap dan seperti biasanya, kencan kesana kemari dengan teman-teman cewek di kampus sampai sebatas cium-ciuman dan pegang-pegang saja (petting). ML (Making Love) pun akhirnya sama cewek-cewek tertentu saja yang dari lain almamater. Satu waktu, entah mereka bertiga Aryono, Tonny dan Aryani, mungkin sudah merencanakan untuk menjodohkan aku dengan salah satu teman sekolah Aryani, tepat pada saat pesta ulang tahun temannya itu.

Kami berempat datang pada malam acara pesta ulang tahun tersebut ke rumah teman Aryani. Setiba kami di sana, aku diperkenalkan kepada yang berulang tahun.
"Mas Adit," kata Aryani kepadaku, "Kenalin, ini temanku Meiske, yang berulang tahun." sambungnya lagi.
Begitu aku melihat dengan siapa aku diperkenalkan, sambil memberi tanganku untuk bersalaman, di depanku berdiri gadis yang tingginya lebih kurang 3 cm lebih pendek dari aku (173 cm), berkulit putih, matanya coklat tua berbinar dengan bibir yang amat sensual serta rambut hitam panjang sebahu, kontras dengan lehernya yang putih dan jenjang itu. Dan terlebih-lebih, tanpa disadari, mataku turun melihat pakaiannya, rok dan blus yang formal and casual dengan kancing terbuka sampai sebatas dadanya.
"Dadanya.. oh Tuhan.. betapa cantiknya makhluk yang engkau hadapkan padaku malam ini. Ini wanita dewasa apa anak kelas 3 SMP?" dalam hatiku.

Kalau aku boleh membandingkan Meiske dengan bintang film atau sinetron zaman sekarang, Meiske mirip dengan Monica Oemardi (tidak terlalu extreem kan).
Terus terang para pembaca yang budiman, aku tertegun sampai Tonny menepuk pundakku sambil berkata, "Hey.. ngomong dong.. selamat ulang tahun kek.. I Love You kek.. I want to kiss you kek..."
Aku terkejut dan sadar, mereka bertiga tertawa, Meiske tersenyum malu dan terasa ingin melepaskan genggaman tanganku, dengan cepat kusadari dan aku berkata, "Maaf.. happy birthday Meis, saya Adhitya, dan.. maaf lagi saya ngga bawa apa-apa."
"Oh yaa.. ngga apa-apa, Mas-mas sama Yani udah pada datang aja, saya udah cukup senang, yok masuk!" katanya lagi.
Kami berlima masuk, dan seperti kebiasaanku apabila berkenalan dengan teman baru, aku terus mencari orang tuanya, juga berkenalan, biasa deh.. cari dukungan utama dari orang tua.

Malam pesta ulang tahun berakhir dengan gembira dan tentunya bagiku sendiri bisa berkenalan dengan gadis yang menjadi idamanku yaitu, cantik, tinggi, putih dan yang terlebih penting adalah dadanya yang besar dan montok. Kuketahui belakangan ternyata ukurannya 36C.
"Woooww! Lagi-lagi.. ini anak SMP atau wanita dewasa sih?" dalam hatiku bertanya.
Begitulah setelah perkenalanku pada malam pesta ulang tahunnya Meiske. Aku jadi sering wakuncar (wajib kunjung pacar) ke rumahnya dibilangan Jakarta Pusat. Kemudian aku juga mengetahui bahwa ayahnya seorang ABRI, kimpoi dengan ibunya seorang wanita keturunan Portugis, jadi pantas saja, Meiske mempunyai perawakan seperti di awal ceritaku.

Kami berdua sering jalan-jalan atau berempat dengan Tony dan Aryani pada saat libur atau malam minggu. Untuk hal ini, Aryono tidak ikut karena ceweknya lain aliran dengan Aryani dan Meiske saat itu. Reaksi teman-teman kuliah pada saat itu yang tahu aku pacaran sama anak SMP, bukan main hebohnya.
"Hey Dhit, tau diri donk.. elu kan udah tua, mahasiswa lagi.. masa elu mau pacaran dan ngebodohin anak kecil? Masih SMP lagi! Emangnya kagak ada cewek yang gedean dikit?" begitulah komentar mereka.
Aku tidak memberi reaksi banyak, paling tidak hanya tersenyum sambil menunjukkan kepalan tanganku dengan posisi jari telunjuk ke atas sambil berkata kepada mereka, "Fuck you, man!"

Aku memanggilnya dengan Meis dan dia memanggilku dengan Mas Adit. Awalnya, kami berdua pacaran seperti biasanya. Karena aku jauh lebih dewasa dari Meiske, jadi aku lebih banyak mengajari dan melindungi Meiske. Sampai-sampai waktu pertama kali aku cium bibirnya, dia masih lugu. Hal ini terjadi pada saat kami pacaran di belakang rumahnya yang mempunyai halaman serta kebun yang lumayan luas. Malam Minggu, kami duduk berdampingan di kursi, kulingkarkan tangan kiriku kepundaknya, dia merebahkan kepalanya ke dadaku.
Kuraba dengan lembut pipinya dan berkata, "Meis.."
"Hmmm.. apa Mas Adit?" jawabnya perlahan.
"Kamu tahu ngga bahwa aku sayang kamu.." aku berkata lagi.
Kepalanya diangkat dari pundakku sambil memandangku dengan matanya yang bulat dan berbinar-binar sayu. Tanpa kusadari, wajah kami saling mendekat dan terasa nafas kami yang agak memburu.Kusentuh pipinya dengan kedua telapak tanganku. Kukecup keningnya dan reaksinya, dia diam dan waktu kulihat matanya tertutup.

"Meis, aku sayang kamu, Non.." bisikku di depan bibirnya.
"Hmm.. apa Mas?" berbisik jawabnya lagi.
"Aku ingin mencium bibirmu.. boleh ngga?" suaraku kubuat selembut mungkin dan seyakin mungkin, karena dia tidak bereaksi seperti anak gadis lainnya kalau kucium keningnya biasanya langsung menyediakan bibir mereka.
Meiske mengangguk pelan dan memejamkan matanya, menunggu dengan lembut kukecup bibirnya yang sensual itu, reaksinya sesaat diam. Setelah beberapa saat, tangannya melingkar di leherku dan kedua tanganku melingkar di pinggangnya. Kemudian tanpa melepaskan bibirku di bibirnya, dengan perlahan kuangkat tubuhnya sehingga dia berada di pangkuanku. Bibirnya yang lembut kukulum dengan erat. Saat kupermainkan, lidahku masuk ke dalam mulutnya, dia terkejut dan melepaskan bibirnya sambil berkata pelan.
"Lidahnya mau ngapain Mas..?" tanyanya.
Lugu banget kan ini cewek! Rupanya dia belum mengerti tentang permainan lidah sambil berpagut.

"Meis.. kamu belum tahu kan?" aku berkata dan dia menggeleng pelan.
"Meis, kalau kita kissing saling cinta, bukan hanya bibir ketemu bibir saja, tapi lidah juga harus main.. Coba kamu rasakan deh.. dan nikmati yaa..." kataku membujuk halus, dia mengangguk pelan.
"Sekarang, boleh aku cium kamu lagi ngga?" tanyaku dengan lembut.
Meiske hanya mengangguk dan langsung kukecup lagi bibirnya sambil mempermainkan lidahku dan ternyata reaksinya.. lidahnya ikut main dengan lidahku dan sementara tanganku mulai meraba-raba punggungnya dengan lembut, membuat nafasnya Meiske memburu ditengah-tengah kecupan dan pagutan bibir kami berdua.

Sementara itu, tanganku mulai turun ke arah dadanya. Dia tidak bereaksi tehadap tanganku yang sudah mengusap susunya yang ternyata, montok dan memang benar-benar besar dan kenyal. Maklum umurnya masih 15 tahun. Nafasnya makin memburu tatkala kecupanku turun ke lehernya dan kugigit-gigit kecil. Rintihan halus mulai keluar juga saat tanganku masuk ke dalam bajunya setelah kancingnya berhasil kulepaskan satu persatu tanpa disadarinya. Tanganku terus meraba susunya yang masih terbungkus BH. Yang kurasakan hanya setengah menutupi susunya yang besar dan montok serta lembut itu, atau memang BH-nya terlalu kecil untuk menampung bukit indahnya Meiske yang montok. Bibirku terus mengecup turun dari leher ke dadanya sementara tanganku bergerilya ke punggungnya yang akhirnya berhasil melepaskan kaitan BH-nya. Kurasakan Meiske tersentak pada saat aku berhasil melepaskan BH-nya.

"Mas Adit.. jangaaan.. Maaass..." rintihnya terengah-engah sambil menunduk melihat ke arah mukaku yang hampir terbenam di antara kedua susunya yang besar dan montok itu.
Aku melepaskan kecupanku di pangkal dadanya sambil melihat ke arahnya dengan lembut tetapi masih penuh nafsu.
Sambil tersenyum lembut, "Kenapa sayang.. kamu takut yaa..?" tanyaku hati-hati.
"Iya mas..." jawabnya dengan suara bergetar akan tetapi kedua tangan masih tetap memeluk leherku dengan kencang.
"Jangan takut Meis, Mas tahu kamu belum pernah seperti ini, rasakan dan nikmati saja pelan-pelan." jawabku lagi sambil tanganku tetap membelai susunya yang putih disertai puting kecilnya yang berwarna merah muda (pink).

Rupanya dengan gerakan Meiske tersentak itu, BH yang dipakainya terlepas dari susunya yang montok. Kukecup lagi bibirnya dengan lembut. Sejenak kusadari bahwa ini adalah hal yang pertama kali Meiske alami bersama lelaki dewasa seperti aku jadi aku berniat untuk petting dulu sama dia agar tidak kaget dan terlalu memaksa. Aku takut akibatnya dapat merugikanku sendiri untuk menikmati tubuh perempuan berdarah Portugis ini. Demikianlah kejadian demi kejadian yang aku dan Meiske lakukan, yaitu petting atau French kissing sejak kami pacaran yang kuajari dia, baik di rumahnya maupun di rumahku dan dengan pasti kami lakukan pada saat rumah kami berdua dalam keadaan yang memungkinkan.

Sampai satu hari Minggu, aku bisa mengajaknya keluar dari pagi jam 08:00 sampai jam 17:00, atas izin orang tuanya. Kami berdua naik motorku, Honda CB-100 tahun 70an. Motor seperti ini dan CB-125 lagi top-topnya berputar-putar keliling Jakarta. Kami makan mie ayam Gang Kelinci dan berakhir di rumahku yang kebetulan lagi sepi. Orang tuaku sedang mengunjungi famili di Bandung, kedua kakakku sibuk dengan urusannya masing-masing dan tinggalah pembantuku bik Inem yang lumayan sudah 59 tahun umurnya di kamar belakang. Meiske langsung kuajak ke kamarku, terpisah dari ruang utama cukup jauh. Mungkin karena rasa kangen yang meluap-luap, begitu masuk ke kamarku, Meiske memelukku dengan erat dan sepertinya kurasakan dia agak buas. Menciumiku dengan cara menarikku dengan kasar, sehingga kami terjatuh di atas tempat tidurku dengan posisi dia berada di atasku.

Padahal, biasanya kalau kami berdua ada kesempatan, ciuman sambil pegang-pegang, seingatku aku selalu ambil peranan dan dengan lembut serta very enjoyable bagiku dan Meiske sendiri yang kulihat dia sangat menikmati permainan petting dariku. Tetapi hari ini aku hampir kewalahan menghadapi ciumannya yang bertubi-tubi dan kurasakan bahwa ini bukan ciuman anak SMP lagi, tetapi ciuman wanita yang lagi berahi tinggi. Menyadari hal tersebut, aku akhirnya mulai memberikan respon yang tinggi juga. Dengan segera aku membalikkan badanku, sehingga posisiku berada di atasnya serta kubalas kecupannya dengan gairah tetapi juga dengan lembut serta gigitan-gigitan kecil di bibirnya, serta permainan lidah pada saat mengulum bibirnya yang sensual itu. Sementara tanganku bergerak membuka baju casualnya, seperti biasanya Meiske sudah tahu kalau kami mau petting, dia selalu pakai baju casual dengan kancing di depan.

Desahan-desahan kecilnya mulai terdengar bersamaan dengan kecupan dan gigitan kecilku yang turun ke arah susunya yang besar dan montok itu sampai aku berhasil menjilati puting susunya yang berwarna merah muda (pink) bergantian, kiri dan kanan. Desahannya makin menjadi-jadi sewaktu aku menghisap putingnya yang kecil dan mulai keras disertai gigitan-gigitan kecil yang menggemaskan dan menikmatkan dia.
"Aduuuuh.. Maaass Adiit!" erangannya sambil mencengkramkan tangannya di kepalaku.

Sementara itu, penisku mulai berontak di balik jeans dan CD-ku. Cepat-cepat aku membuka zip (ruistzleting) jeansku agar Mr. Penis Adithya agak leluasa untuk diperbaiki letaknya (daripada terjepit). Kulepaskan kecupanku dari susunya Meiske yang besar dan aku memandangnya dengan penuh kasih dan lembut, kukecup bibirnya Meiske.
"Meis sayang, aku ingin membuat kamu jadi milikku seutuhnya, kamu mau kan?"
"Mas Adit, aku mau apa aja yang Mas lakukan untukku.. aku mau Mas.." jawabnya mesra dan nafasnya mulai memburu.
"Meis... aku akan membuat kamu untuk tidak melupakan hubungan kita dan aku mau kamu tidak seperti anak SMP lagi yaa, mau kan?" kataku lagi dengan lembut setengah bebisik, dia mengangguk manja.

Sambil berbaring side by side, kukecup bibirnya yang sensual sambil kubuka habis bajunya. Tanganku yang cukup berpengalaman melepas BH-nya yang berwarna pink, hal ini membuat penisku tegang (kira-kira 100 volt). Akhirnya terlihat dua bukit keemasannya, susunya yang sekali lagi, "Alaamaaak.. kok anak SMP bisa punya seperti ini?" dalam hatiku, putih ,besar, montok dan kenyal dengan putingnya yang kecil berwarna merah muda (pink). Sejenak aku memandanginya sambil perlahan-lahan tanganku menjamah, membelai serta mengusap-usap putting yang menggemaskanku. Meiske tersadar saat aku masih memandang ke arah susunya dan tiba-tiba dia mengeluh sambil menyusupkan kepalanya di dadaku yang juga sudah telanjang.

"Maasss.. jangan diliatin terus dong.. Meis kan malu!" katanya perlahan dengan nada manja.
Aku tertawa perlahan sambil memeluknya dengan mesra.
"Malu sama siapa sayang? Sama aku? Iya? Kan yang ngeliatin juga cuma satu orang kan..?" jawabku tersenyum geli melihat kelakuannya anak SMP ini.
"Tapi Meis kan tetap aja malu.. soalnya Mas Adit orang laki-laki yang pertama yang lihat Meis ngga pakai BH." katanya lagi.
Kukecup lagi keningnya, terus turun ke matanya yang indah, hidungnya yang bangir, terus turun ke sudut bibirnya yang sensual, merah merekah disertai desahan-desahan kecilnya terdengar olehku. Di sana aku mempermainkan lidahku serta kugigit lembut. Dia menggelinjang dan dengan tidak sabar dia mengecup bibirku dengan buas, sementara tangannya mulai mengusap kepalaku, aku pun tidak tinggal diam. Dengan segera tanganku turun ke susunya yang menjadi kegemaranku bermain, kuraba dan kuputar-putar putingnya yang mungil. Dia mengerang nikmat.

Tanganku terus turun. Kusibak rok mini (kulot)nya Meiske, terus ke arah belakang tempat zip (ruitszleting) langsung kubuka perlahan-lahan. Dia diam saja dan aku merasakan bahwa dia sudah pasrah dengan apa yang akan kulakukan. Kutarik roknya ke bawah dan dia membantu untuk melepaskannya.

Para pembaca yang budiman, anda bisa membayangkan, dihadapanku (laki-laki sehat fisik dan mental berumur 22 tahun) tergeletak sebatang tubuh gadis 15 tahun yang berdarah Portugis. Dengan tinggi 170 cm, putih mulus dengan perut yang rata, buah dada yang besar berukuran 36C, montok serta kenyal, mengenakan CD mini berwarna pink.
"Tuhan... betapa sempurnanya ciptaanMu." dalam hatiku.

"Maass Adit... peluk Meis dong..." tiba-tiba katanya dengan sendu membuyarkan lamunanku.
Kembali aku memeluknya dengan lembut dan aku merasa penisku melakukan pemberontakan yang gila. Sambil mencium bibirnya, lehernya terus turun ke susunya serta putingnya yang menggairahkan, aku melepaskan jeansku. Kini di tempat tidurku tergeletak sepasang manusia hanya tertutup oleh CD masing-masing, pink dan white saling berpagut menggelora. Kukecup kedua puting merah muda itu berulang-ulang dengan lembut sampai basah oleh air liurku. Kuturunkan kecupanku ke arah pusarnya Meis, dia bergerak sambil terus menjambak rambutku sambil mendesah disertai erangan-erangan nikmatnya yang halus. Sampai akhirnya bibirku berada di atas vaginanya yang sudah basah tertutup oleh Miss Pink CDnya.

"Meiske sayang.. mau kan kamu merasakan dan menikmati ini? Pelan-pelan yaa?" kataku sambil mulai membuka CD-nya lepas dari tubuhnya.
Meiske hanya menganggukkan kepalanya dengan rintihan kenikmatan yang kuyakin belum pernah dirasakannya seumur hidup. Dihadapanku terlihat anak gadis, perawan, telanjang dengan lubang kewanitaan ditumbuhi bulu-bulu halus yang teratur rapi nan cantik. Vagina anak perawan yang belum pernah disentuh oleh laki-laki manapun. Kukecup bibir atas benda indah itu yang dengan serta merta mengeluarkan aroma yang khas. Aku merasakan gerak gelinjang Meiske serta keluhan panjang.
"Ooohhh... Maasss...!"
Kuyakin Meiske sudah kehilangan kata-kata untuk menyatakan kenikmatan yang belum pernah dia alami, karena umurnya baru 15 tahun.

Aku berusaha sekuat mungkin untuk menahan nafsuku serta pemberontakan Adhitya junior di balik CD-ku, aku ingin memberikan kepuasan kepada Meiske semaksimal mungkin, sehingga dia akan menyerah dengan apa yang akan kulakukan demi kepuasan bersama. Kujilat belahan vaginanya sambil perlahan-lahan kubuka pahanya yang sebelumnya Meiske jepitkan untuk menahan gejolak kenikmatan pada saat aku pertama kali mengecup pucuknya. Pahanya yang putih mulus itu terbuka sedikit demi sedikit sambil lidahku bermain dengan lembut. Klitorisnya yang mungil tampak merekah merah muda. Aku tidak tahan. Kukecup dan kugigit-gigit kecil. Hal ini membuat Meiske menggoyangkan pantatnya yang padat, kenyal serta mulus itu dengan gila. Kedua tangannya mencekal rambutku dan menekankan ke arah vaginanya sambil berteriak kecil menahan.

Basah sudah bibirku, hidungku, lidahku dengan cairan putih bening yang keluar terasa agak asin namun harum dengan aroma yang khas dari vaginanya Meis. Cengkraman serta jepitan di kepalaku mengendur, dia telah mencapai orgasme. Kujilat dan kutelan habis cairan itu di sekitar vagina indahnya dengan nafsu yang memuncak. Aku merasakan otot penisku berdenyut-denyut, dan aku merasakan sesuatu keluar dengan dahsyatnya dari penisku yang terasa membasahi CD-ku. Rupanya aku juga mengalami orgasme.
"Maasss Adit.. sini, peluk Meiske..." rintihnya sendu.
Aku tersadar dengan kejadian yang baru saja kulakukan. Gila.. aku baru saja menelan cairan orgasme anak perawan. Aku bangun dan memeluk Meiske dengan lembut dan mesra, dia kaget melihat mulut dan hidungku masih tercecer cairan putih bening.
Tiba-tiba, "Cup.. cup.. cup.." dikecupnya bibirku, hidungku, daguku sambil menjilati sisa-sisa cairan putih bening yang masih ada di wajahku dengan liar.
Dia terus memandangku dengan matanya yang indah berbinar itu. Posisi kami rebah berhadapan berdampingan, dia berada di sebelah kiriku dan aku berada di sebaliknya. Tanganku menyentuh dan mengusap susunya yang putih, montok dihiasi putting kecil merah muda.

"Mas Adit..." desahnya lembut.
"Apa Meis..?" jawabku berbisik.
"Mas Adit kan sayang sama Meis..." katanya lagi sambil memandang serta membelai pipiku, menyentuh bibirku dengan jarinya.
"Iyaaa... ada apa Non.. kok pake nanya..?" balasku lembut.
Jariku tetap nakal bermain-main di puting susunya yang menggairahkan.
"Maass... soalnya Meis belum pernah begini.." katanya lagi sambil melirik ke arah mataku.
Usapan tangannya tidak berhenti di antara pipi dan bibirku. Aku balas memandangnya sambil tersenyum.

"Aaahhh Maasss... Jangan diliatin begitu dong.. Meis kan maluuuu..." katanya sambil merajuk menyusupkan wajahnya di leherku, kakinya yang indah dibelitkan ke pinggangku seperti memeluk guling.
Tiba-tiba dia tersentak saat perutnya menyentuh perutku yang mau tidak mau, vaginanya menyentuh sesuatu yang tegang di balik CD-ku yang sudah basah. Secara refleks Meiske mencoba meregangkan tubuhnya, tetapi dengan sigap kutahan dengan melingkarkan tanganku di pinggangnya sambil berbisik, "Jangan dilepas sayang.. biarkan nempel.. aku ingin kamu merasakan milik laki-laki yang menyayangimu, menyentuh kulitmu." kataku dengan nada pasti.
Dia terhenyak dan tegang sesaat, dengan sabar dan lembut aku cium kening dan bibirnya dan aku berkata sambil melepaskan CD-ku perlahan-lahan, "Kamu belum pernah melihat yang namanya penis laki-laki dewasa dalam keadaan tegang kan? Kamu mau lihat?" tanyaku sambil menatap pasti ke arah matanya yang indah itu.

Sepertinya dia bingung sesaat dan aku tetap memandangnya dengan tatapan mata yang menusuk serta meyakinkan. Akhirnya dengan sikap pasrah dia mengangguk pelan. Kami melepas pelukan dan dengan perlahan-lahan, Meiske menundukkan kepalanya melihat ke arah pangkal pahaku.
"Ooohhh..." teriaknya kecil dan kaget serta merta memeluk leherku menyembunyikan mukanya.
Aku rasanya ingin tertawa melihat sikapnya yang lugu itu, maklum saja anak perawan melihat pertama kali penis laki-laki dewasa lagi tegang sepanjang 15cm x 3cm. Surprise!
"Hey.. kenapa sayang..? Lihat tuh.. indah kan?" kataku menggoda.
"Ngga mauuu.. Meis maluuuuu Mas..!" jawabnya tanpa melepaskan wajahnya di leherku dengan nafas yang agak memburu dan tangannya memeluk leherku.
Dengan sigap aku peluk dia di pinggangnya yang berakibat penisku si 15cm x 3cm yang masih tegang itu menempel di antara vaginanya yang lembut. Dia kaget dan berusaha melepaskan tetapi kutahan pinggangnya, nafasnya makin terengah-engah.

Terasa ada cairan hangat mengalir menyentuh penisku perlahan-lahan dan ketegangan tubuh dia mulai agak mengendur.
"Maass.. Meiiis.. aaahhhh nggaaa aahhh..." desahnya terengah-engah.
Pelukanku di pinggangnya kukendurkan sambil menatap matanya yang agak redup sambil berbisik,"Sayang.. ini bagian dari perasaan cinta dan kasih sayang, Non.. ayo lihat.."
Aku mengambil tangan kirinya dan kuarahkan ke penisku yang tegang, dia mengikuti gerakan tanganku sambil pelan-pelan menundukkan kepalanya ke arah penisku, kuusapkan tangannya ke penisku sambil menggenggam dengan lembut. Aku rasakan nafasnya memburu dan aku mulai merasakan sentuhan lembut itu dengan nikmat.
"Gila.. man..! Penisku dipegang oleh anak perawan yang cantikkk..!" pekikku dalam hati.

Kuajari Meiske sambil menggengam si Junior untuk mengurut dengan lembut, tanganku kemudian melepaskan tangannya yang halus, terus mengurut penisku secara berirama. Sementara tanganku sendiri menyentuh vaginanya yang lembut dan mulai mengelus bibir hangat tersebut dengan penuh rasa cinta.
Beberapa saat kemudian dia berteriak kecil, "Maaassss.. oohhh..." dia bergerak dan tangannya yang masih memegang penisku disentuhkan ke vaginanya.
Tiba-tiba dia memelukku sambil melingkarkan pahanya yang putih dan mulus itu serta menekankan vaginanya dengan penisku. Tanganku terpaksa kulepas dari bibir vagina cantik itu, tangannya memeluk badanku, kemudian bibirnya dengan buas mengecup bibirku sambil mengerang karena nikmat. Terasa basah penisku yang masih menempel di bibir hangatnya Meiske, orgasmenya yang kedua.

Wooow.. seprei tempat tidurku sudah tidak karuan lagi bentuknya serta basah pada bagian di mana kemaluan kami berdua saling menempel. Aku mulai tidak tahan dengan keadaan seperti itu, penisku makin keras dan tegak sementara agak terjepit di antara bibir vagina lembut miliknya Meiske. Yang agak mengherankan adalah, aku masih bisa menahan diri untuk tidak mulai melakukan penetrasi karena sadar bahwa anak ini masih perawan, meskipun keadaannya tinggal tancap, beres kan? Pikiran sehat muncul sejenak (sejenak saja! Tidak sampai satu menit).
"Hey, ini anak masih perawan kan, kalau elu perawanin die, dose man... ! Tau ngga?" dalam hatiku bergejolak.
Aku yakin bahwa aku harus mengakhiri kenikmatan ini dengan kondisi baik. Aku dan Meiske harus benar-benar puas.

Kubalas kecupan-kecupan ganasnya Meiske di bibirnya, lehernya, dadanya dan berhenti serta bermain-main agak lama di kedua susunya yang menggairakan serta putingnya yang kecil merah muda itu. Tanganku bergerilya ke arah vaginanya yang lembut berwarna merah muda pada kedua labia mayora-nya. Pahanya yang putih mulus masih melingkar di pinggangku, sehingga jari tengahku bebas berkeliaran mengusap-usap vaginanya yang sudah amat basah dengan cairan putih bening yang keluar terakhir. Desahan, erangan serta teriakan-teriakan kecil terus meluncur dari bibir yang sensual di depan wajahku. Sekali-kali dia mngecup dan juga menggigit bibirku dengan ganas selama jariku mempermainkan labia mayora serta clitorisnya yang agak keras. Kugeser tubuh putih mulus itu perlahan-lahan, sehingga Meiske telentang dan posisiku berada di atasnya.

"Meiske sayang, Mas ingin kamu merasakan kenikmatan orang bercinta.. kamu mau kan..?" aku berkata sambil menatap wajahnya yang terlihat pasrah dan bertambah cantik dengan sebagian keringat menitik di dahinya.
"Maasss Adit.. Meis musti gimana sekarang?" jawabnya lembut setengah tersenyum juga dengan nafas mulai memburu."Mas mau kamu merasakan gimana yang namanya Real-Make-Love Oke?" kataku dengan lembut dan pasti sambil mengecup bibirnya yang menggemaskan.
Dia mengangguk pelan tetapi kuyakin pasti dia ingin merasakan sesuatu yang tidak pernah dirasakannya.

Dengan sabar dan lembut tanpa melepaskan pandangan mataku ke arah matanya yang mulai setengah terpejam, kurenggangkan pahanya, kuarahkan penisku yang sudah tegang dari tadi ke atas vaginanya yang kuraba dengan jari tengahku. Sudah merekah terbuka, lembut, perlahan kuusap-usapkan ujung penisku ke vagina Meiske sambil kukecup bibirnya, susunya, putingnya. Kujilat mesra tangan kirinya dengan segera memegang dia meremas kepalaku dan tangan kanannya membelai punggungku dengan mesra seolah-olah mulai merasakan kenikmatan lidahku bermain pada putting susunya yang kecil mungil kemerah-merahan serta usapan-usapan penisku pada vaginanya. Perlahan-lahan kudorong penisku memasuki kira-kira setengahnya ke liang vaginanya Meiske.

"Maasss... pelan-pelan... sakiiittt Maas.." jerit kecilnya.
Aku agak kaget dan langsung berhenti bergerak karena meskipun aku sudah tidak tahan ingin penetrasi penuh tetapi aku masih sadar bahwa ini adalah Real Make Love antara aku yang mahasiswa 22 tahun dengan Meiske yang anak perawan 15 tahun berdarah Portugis yang amat kusayangi, jadi aku harus sabar dan penuh rasa kasih serta cinta yang lembut.
"Oh.. maaf sayang.. sedikit lagi.. Mas pelan-pelan.. atau dicabut aja..?" kataku tanpa sadar.
"Jangan Maass.. pelan-pelan aja..." jawabnya lirih.
Aku merasa tidak tahan, antara mau terus dan takut dia kesakitan.
"Gila lu Dit, ini anak masih perawan!" kata hatiku kembali berkata.

Tetapi karena sudah tanggung, penisku sudah masuk setengah kuteruskan amat perlahan.
Penetrasi yang berakhir dengan keluhan Meiske yang terdengar lirih, "Maaass.. aduuuhh..!"
Nafasnya memburu, terasa liang vaginanya yang sempit itu basah melumasi penisku yang masuk dan menyentuh sesuatu batas, selaput dara. Aku bingung sejenak untuk berusaha menguasai diriku.
"Adit.. terusin kalau elu bener cinta sama gadis berdarah Portugis ini." bisikan hatiku lagi.
Sambil mengatur nafas, aku diam beberapa saat sambil memandang gadis perawanku yang cantik ini.
"Meis.. kamu mau kan..?" aku berbisik di depan bibirnya yang sensual, reaksinya membuat aku tertegun.
Dia angkat pantatnya sehingga penisku masuk penuh ke dalam vagina indah itu, tiba-tiba kedua kakinya melingkar di pinggangku dan sekaligus menjepitnya.
"Luar biasa ini gadisku yang perawan!" pujiku dalam hati.
Aku langsung goyangkan pantatku maju mundur perlahan-lahan tetapi pasti, makin lama makin cepat, kukecup sudut bibirnya, ujung dagunya. Nafasnya dan nafasku tidak karuan lagi iramanya.
"Maaasss... ohhh.. nggg.. Maass.. Adiiit, teeerrrusss maaasss..." erangannya makin keras.
Gerakan pantatnya yang bulat makin menjadi-jadi. Kupeluk Meiske dengan erat karena aku mulai merasakan denyut-denyut gila penisku di bagian kepalanya. Gerakan otot vagina Meiske yang menghisap penisku setiap gerakan mundur membuat aku benar-benar tidak tahan. Rasanya belum lama penetrasiku, tiba-tiba Meiske menjerit lirih disertai pagutannya di bahuku sebelah kanan serta jepitan kedua pahanya di pinggangku.
"Maasss Adiiiitt... aaakkkhhh... mmmfff..."

Aku tidak bisa menahan lagi kenikmatan badaniah ini, di mana kurasakan seluruh penisku terbenam di liang vaginanya Meiske dan.
"Meeeiiis... mas nggaaa... tahan..!" teriakku kecil di kupingnya sebelah kanan.
Ini intercourse, makelove, sanggama atau entah apalagi namanya, aku sendiri tidak tahu. Yang jelas ini adalah yang paling gila dan paling edan yang pernah kulakukan sampai saat itu. Aku mengalami orgasme hebat bersama Meiske, gadis kecilku, anak SMP yang berdarah Portugis dan yang telah kuperawani. This is very-very goddam, asshole, cocksucker, cunteater, pussylicker, sonofthebitch something special.

Spermaku keluar menyemprot di dalam vagina lembutnya Meiske bersamaan dengan pahanya yang mulus menjepit pinggangku dengan kuat tanda dia mengalami hal yang bersamaan denganku. Kami berpagutan, berkecup, berpelukan, tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh-tubuh telanjang kami. Skin To Skin. Beberapa saat, kami berpelukan seolah-olah tidak akan melepaskan satu sama lain. Kuputar tubuhku sehingga posisi kami berdua berhadapan berdampingan tanpa melepaskan pelukan kami masing-masing. Peluh kami berdua mengalir membasahi punggung, leher, dada, perut dan hampir seluruh tubuh.

"Meiske sayang.. buka dong matanya.." kataku lembut sambil mengelus pipinya, menyentuh bibirnya dengan ibu jariku sewaktu melihat dia dengan matanya yang masih menutup.
Menikmati atau berusaha menyadari apa yang baru saja terjadi, mungkinkah? Dia membuka mata coklat tua yang indah dan berkaca-kaca. Perlahan-lahan dia memandang ke arah mataku, dua butir air mata mengalir dari mata yang indah itu.
"Maaasss..." suaranya terdengar lembut sambil jarinya mengusap pipi dan bibirku.
"Mas Adit sayang sama Meis kan..?" katanya lagi dengan agak tersedan manja.
"Iyaa Meis.. Mas Adit sayang kamu." jawabku dengan tetap mengelus pipi dan bibirnya yang sensual indah itu.

Kuusap tetesan air matanya dan kami saling mengelus muka masing-masing dengan penuh kasih dan cinta.
"Meis ngga nyesel lakukan sama Mas Adit.. karena Meis sayang sama mas.. Meis cinta sama mas.." katanya lagi dengan lembut.
"Mas Adit juga sayang sama Meis.. kamu ngga nyesel kan dengan apa yang kita lakukan tadi..?" tanyaku lagi.
Dia mengangguk pelan tetapi pasti dan tersenyum manis. Kupeluk dia dan kukecup keningnya, bibirnya dan kugigit kecil sudut bibirnya, dia mencengkram rambutku sambil membalas kecupanku di bibirnya. Perlahan-lahan kami saling melepaskan diri dan secara refleks kami berdua melirik ke arah pangkal paha kami masing-masing. Kami termenung sejenak melihat seprei tempat tidurku basah dan ada bercak merah.

"Maasss.. Meis takut Mas.. ada darah di..." dia berkata dengan ekspresi wajah khawatir.
Segera kupegang kedua belah pipinya dan melekatkan pandanganku ke matanya.
"Jangan takut sayang.. itu tandanya kamu masih suci dan Mas yang pertama melakukan pada Meis dan Mas akan bertanggung jawab atas perbuatanku, Meis.. jangan khawatir sayang." jawabku dengan tenang dan pasti dan langsung kembali kupeluk dia sambil mengecup keningnya.
Dia menbalas pelukanku. Kami berpelukan seolah-olah tidak akan saling melepaskan. Aku bangun dan meraih bajuku dari lantai segera kubersihkan tubuh Meiske, di pangkal pahanya, vaginanya, sambil memandang tersenyum puas kepadanya. Dia pun bangun dan ikut membereskan bajunya yang berserakan di atas lantai.

Kami berdiri berhadapan, saling berpandangan mesra dengan tubuh telanjang. Kupeluk Meiske, dia membalas pelukanku dan kami berpagut lembut mesra. Kugandeng tangannya, kami berjalan beberapa langkah mendekati lemari pakaianku, kuambil CD yang bersih. Tanpa sadar Meiske terlihat termenung memadangiku.
"Meiske sayang.. udah sore, non.." aku berkata mengingatkannya juga menyadarkan diriku sendiri sambil menyodorkan CD-ku yang bersih.
Dia tersentak dan terlihat pandangan yang lucu waktu matanya melihat CD-ku yang kusodorkan kepadanya.
"Buat siapa..?" tanyanya heran.
"Ya buat kamu.. masa kamu mau pakai CD kamu yang udah basah dan lengket lagi." aku jawab sambil menahan tawa geli, dasar anak kecil.

Dia tersadar dan merajuk manja serta merta memelukku, menyembunyikan wajahnya di dadaku.
"Aaahhh.. Mas Adit.. Meis jadi malu kan..?" sergahnya manja.
Kutuntun Meiske duduk di tempat tidurku, kukenakan CD cowok putihku. Lucu juga melihat cewek pakai CD cowok. Meiske memakai baju dan rok mininya kembali. Kemudian aku sendiri berpakaian.
"Meiske, Mas mau tahu, kok kamu mau melakukan ini sama aku ngga takut hamil..?" tanyaku serius sambil memandang matanya yang indah itu.
"Meis mau karena Meis sayang sama Mas Adit.. kan Mas udah janji ngga akan meninggalkan Meis.. iyaa kan?" jawabnya sambil memeluk leherku.
"Sekarang udah sore. Mau pulang ngga, Meis?" tanyaku sambil memeluk pinggangnya.
Dia memandangku sambil tersenyum sendu melingkarkan tangannya di leherku sambil mengangguk pelan.
CD-nya yang berwarna pink masih tergeletak basah di atas tempat tidurku. Kuambil sambil kuciumi, dia berusaha merebutnya dari tanganku tetapi kutahan tangannya.
"Ini milik Mas Adit untuk selama-lamanya.." kataku tegas sambil menatap matanya yang cantik berbinar-binar itu.
"Jangan Mas... itu kotor dan bau kan..?" sergahnya.
"Biaaariiin... kotoran yang cantik dan bau yang haruuummm.. kenang-kenangan dari gadis kecilku yang cantik." jawabku sambil mengecup bibirnya yang sensual.
Cepat-cepat aku melepaskan diri dan melemparkan CD pink itu ke dalam lemari pakaianku, kututup, kukunci. Dia terdiam dan tersenyum cerah. Kuantarkan Meiske pulang kerumahnya, jam menunjukan jam 18:00. Kami berkasih mesra hampir 5 jam di rumahku, edan, gila dan sebagainya. Aku bahagia sekali.

Hubunganku dengan Meiske berlangsung sampai dia kelas 2 SMA, dan setiap kali ada kesempatan kami bercinta dengan gairah yang tinggi selalu di rumahku yang sering kali sepi dan kosong di mana orang tuaku serta kedua kakakku sering keluar kota dengan urusannya masing-masing. Karena tidak mungkin kami lakukan di rumahnya atau di hotel atau tempat lain. Yang jelas kami selalu berhati-hati setiap kali kami bercinta, aku beberapa kali mencoba menggunakan kondom tetapi aku merasa tanpa kondom yang paling asyik. Skin To Skin.

Hubungan kami terputus dengan alasan klasik, perbedaan agama, dia Kristen sedangkan aku Islam. Orang tuanya yang tidak setuju hubungan kami berlanjut atas dasar perbedaan agama tersebut. Padahal aku dan Meiske sudah saling berikrar untuk hidup bersama setelah aku selesai kuliah dan dia paling tidak sampai D3. Perbedaan agama bagi kami bisa di bicarakan nanti-nanti. Aku selama satu tahun terakhir, sejak orang tuanya menyatakan ketidak setujuan mereka atas hubungan kami itu, tetap berusaha menghubungi Meiske baik lewat telepon maupun surat, tidak ada jawaban atau pun kalau melalui telepon jawabannya dia tidak ada di rumah atau alasan lain yang menegaskan bahwa aku tidak dapat berhubungan lagi dengannya.

Sedihkah aku..? jangan tanya lagi, aku sempat frustrasi hampir satu tahun. Kegiatan fisik yang keras seperti beladiri, naik gunung dan terjun payung akhirnya dapat memulihkan semangat hidupku untuk melanjutkan hidup ini. The Life Show Must Go On Man! Terakhir aku melihat Meiske di salah satu pusat perbelanjaan pada tahun 1998, kulihat dia sedang berjalan-jalan bersama ibu serta adiknya disertai 2 anak-anak kecil yang lucu, anaknyakah? Hanya Tuhan dan keluarganya yang tahu.