"Terima Kasih Atas Kunjungan Anda. Silahkan Tinggalkan Pesan, Kritik, Saran & Komentar Anda Yang Sangat Saya Harapkan !

Rabu, 04 Desember 2013

AKU WANITA HYPER SEX

AKU WANITA HYPER SEX



 Ketika dilihatnya aku sudah lemas karena kepuasan, Macan mencabut kontol
karet itu dan berbisik, kalau saja aku kepengen maka sebaiknya aku pakai
alat itu, dia nggak keberatan. Aku tak menyahut, karena saat itu aku
barulah merasa malu, entah bagaimana sikapku tadi ketika mencapai puncak
kenikmatan. Tetapi aku tak perduli lagi, tokh yang menyuruh Macan sendiri.
Sambil tiduran, aku sempat berpikir mana yang paling nikmat, bersetubuh
dengan Macan, dijilati oleh Macan atau main dengan kontol karet itu. Aku
merasa bahwa yang paling nikmat adalah dijilati, karena rasa gelinya
membuat tubuhku jadi menggelepar gelepar seperti ikan yang jatuh kedarat.
Kedua barulah main pakai kontol karet itu, tetapi aku juga bertanya dalam
hatiku, bagaimana rasanya main dengan laki laki yang mampu bertahan lama
dalam bersetubuh, pasti aku akan menemukan kenikmatan yang luar biasa,
karena pada saat mencapai puncaknya, pasti kami sama sama akan beringas.  

Meskipun aku sudah lebih menikmati kepuasan seks dengan kontol karet itu,
tetapi hubunganku dengan Macan tetap saja hambar, karena dimataku Macan
makin hari makin bertambah seenaknya sendiri, entah karena dia mengalami
stress atau bagaimana, tetapi yang jelas, makin hari Macan makin ngawur dan
tak bertanggung jawab baik dalam hal keuangan maupun dalam hal keluarga.
Aku sendiri dengan keadaan ekonomi orang tuaku yang kaya, aku tak pernah
perduli dengan kelakuan Macan itu, aku mampu membiayai hidupku dengan uang
orang tuaku serta juga dengan bisnisku sendiri, meskipun Macan selalu marah
bila aku berdagang. Aku menyadari juga bahwa memang berdagang bagi
perempuan secantik dan semontok aku memang berbahaya, karena banyak lelaki
hidung belang yang selalu siap memangsa aku. Untunglah selama ini aku dapat
bertahan karena aku masih dapat menerima kepuasan yang kudapat dari
memuaskan diri sendiri, meskipun sejujurnya saja aku masih mengharapkan
kontol yang segar dan persetubuhan dengan laki laki yang perkasa yang dapat
membuat aku benar benar berteriak keenakan oleh cara mainnya yang
tangguh.  

kelima
Jikalau Ahmad selalu mencurigai kalau aku berbuat serong dengan kenalanku
dari berdagang, kurasa itu tak keliru, karena mereka memang rata rata
seringkali menggoda aku meskipun aku tak pernah menganggapinya. Tetapi yang
diluar dugaan Macan dan sesungguhnya saja juga diluar dugaanku, justru
teman dekat Macan sendiri yang membuat ulah
denganku............ .............  


Macan mempunyai seorang kenalan yang berbisnis dengannya, aku juga kenal
baik dengan laki laki C--- ini, dia seringkali datang kerumah dan
berbincang bincang dengan Macan. Setiap kali ada kesempatan dia selalu
mengajak aku berbicara, bicaranya menyenangkan dan dia selalu bercerita
tentang segala macam hal yang aku senangi. Selama itu Macan tak pernah
curiga karena bisnisnya dengan Rudy nama si pria itu selalu sukses dan dia
merasa banyak diberi keuntungan oleh Rudy, sehingga malahan seringkali bila
Rudy datang dan dia harus pergi, maka Rudy selalu diajaknya, tetapi jikalau
Rudy menolak, maka dibiarkannya Rudy tetap dirumahku dan disuruhnya aku
untuk menemaninya. Sifatku yang terbuka dan periang menyebabkan pembicaraan
kami selalu hidup dan menyenangkan, bahkan akhirnya kami sering berbicara
juga masalah seks. Aku sangat suka dengan cara Rudy berbicara, karena
setiap kali dia bercerita, nonokku jadi basah kuyup karena terangsang
mendengar ceritanya yang hebat hebat itu. Tetapi khusus yang satu ini aku
tak pernah bercerita pada Macan, kusimpan sendiri.  

Saat itu aku baru saja menutup garasi setelah mengantar Macan keluar, aku
langsung bergegas mandi karena hari sudah agak siang. Didalam kamar mandi
aku melepas dusterku dan tanpa sengaja pandanganku menatap pada kaca besar
yang sengaja dipasang Macan dikamar mandi itu. Aku melihat tubuh
telanjangku sendiri, kulihat susuku yang montok menantang dengan pentilnya
yang mencuat keatas, belum lagi jembutku yang rimbun disela pahaku itu. Aku
jadi bernafsu sendiri karena membayangkan seandainya ada pria yang
bersamaku dikamar mandi itu. Ketika kurasa nonokku seperti terganjal, aku
sadar bahwa itilku sudah mulai membengkak, benar saja ketika aku menunduk
dan menyibakkan jembutku, kulihat itilku yang warnanya merah tua itu sudah
muncul keluar dari celah lipatan bibir nonokku. Pelan pelan kugosok itilku
dengan jari, rasa geli yang kurasakan membuat mataku terpejam menikmatinya.
Badanku jadi gemetar karena sentuhan jariku itu, memang belakangan ini
hampir tak pernah aku bersetubuh dengan Macan karena belakangan ini Macan
sering sakit dan kondisi tubuhnya lemah, jikalau dulu melihat aku telanjang
saja dia sudah langsung terangsang meskipun kontolnya agak impoten, tetapi
belakangan ini meskipun aku telanjang dia tak bereaksi apa apa, bahkan
pernah aku mencukur jembutku dihadapannya, dia juga diam saja. Jadi
otomatis aku lebih banyak main sendiri demi untuk kepuasan nafsu seks ku
yang menggebu gebu itu. Ketika rasa geli makin terasa, aku bersandar pada
tembok kamar mandi sementara tanganku yang kiri menguakkan lubang nonokku
dan jari tangan kananku makin cepat menggosok itil serta mengaduk aduk
liang nonokku, saat itulah kudengar teleponku berdering. Aku kaget sekali,
kuhentikan gosokan nikmat itu , dalam hati aku mengumpat karena sedang
asyik asyiknya kok telepon berdering. Karena tak juga berhenti dering
telepon itu, dengan telanjang bulat aku keluar dari kamar mandi dan
mengangkat telepon itu. Aku mengomel panjang pendek ketika kuketahui
telepon itu datangnya dari Rudy, dia tertawa terkekeh ketika kuberitahu
bahwa saat itu aku sedang mandi. Dia bertanya apakah aku telanjang bulat,
ketika kuiakan ia berkata lagi, sayang teleponnya tidak bervideo, kalau
tidak tentu sudah dapat melihat ketelanjanganku itu. Aku tertawa ketika ia
berkata bahwa tadi ia melihat mobil Macan meluncur kearah Surabaya,
sehingga ia menelepon aku dari jalan. Ketika kupastikan bahwa aku dirumah
sendirian, Rudy menyatakan kalau dia akan kerumahku. Aku mengiakan dan
kembali aku masuk kekamar mandi, rencanaku untuk memuaskan diri jadi buyar
karena telepon Rudy tadi, tetapi aku justru menmbayangkan hal yang lain
lagi, seandainya saja Rudy mengajakku main, apakah aku diam saja, tokh
dirumahku sepi.  

Baru saja aku keluar dari kamar mandi kudengar ketukan dipintu depan, pasti
itu Rudy, aku sedikit heran kok begitu cepat dia sampai dirumahku, tetapi
aku menduga kalau dia tadi menelpon mempergunakan hand phone, sehingga
langsung meluncur kerumahku. Aku agak berpikir, apakah aku langsung
membukakan pintu ataukah aku berganti pakaian dulu, karena saat itu seperti
biasanya aku sama sekali tak memakai pakaian dalam serta duster yang aku
pakai agak tipis sehingga pasti Rudy dapat melihat benda benda rahasia
milikku. Karena ketukan dipintu semakin keras aku memutuskan untuk cuek
saja, jadi aku langsung kepintu dan membukanya, Rudy sambil cengar cengir
berdiri didepan pintu, tanpa kupersilahkan dia sudah menerobos masuk dan
berdiri disampingku sambil memperhatikanku. Matanya berpindah pindah
menatap susuku dan keselangkanganku yang ada dibalik duster tipisku. Aku
jadi agak malu, jadi kupersilahkan dia untuk duduk dulu dan aku langsung
masuk menuju kamarku untuk berganti pakaian. Selintasan kulihat kontol Rudy
sudah ngaceng melihatku, karena tampak dari celananya yang menggembung
dibagian depan itu. Seperti yang sudah kuduga, ketika aku masuk kekamar,
Rudy pun mengikutiku kekamar, hanya saja ia cuma berdiri didepan pintu
sambil berkata, "kenapa mesti ganti, kan selama ini kamu kan memangnya
nggak pernah pakai celana, kok sekarang malah mau ganti pakaian. Aku
tersenyum malu, tapi aku berkata, " Rud, sana duduk dulu, aku mau ganti ya,
nanti kita omong omong lagi yang sip !" Tapi Rudy diam saja malah katanya,
" Kalau mau ganti ya ganti saja, biar aku lihat dari sini, apa bedanya --- -
dan C--- !" Aku berdebar debar melihat kenekadan Rudy ini, karena memang
sebenarnya aku juga suka dengan Rudy, maka dengan membelakangi Rudy aku
melepas dusterku, karena memang aku tak memakai apapun disebelah dalam,
maka otomatis saat itu aku telanjang bulat. Ketika aku membuka lemari
pakaianku, tiba tiba kurasakan Rudy memelukku dari belakang, kedua
tangannya langsung meremas susuku dengan lembut sementara bibirnya menciumi
leherku dari belakang. Aku mencoba untuk memberontak, tetapi tangan Rudy
lebih kuat memelukku, bahkan justru dengan gerakanku itu, pantatku
menyentuh benjolan kontolnya yang sudah ngaceng itu. Aku mencoba untuk
melarang Rudy dan mendorong tubuhnya, tetapi Rudy sepertinya melekat
dipunggungku, bahkan sekarang tangannya yang satu mulai merambah kebukit
nonokku dan mengusap ngusap jembutku yang lebat itu. Sambil berbisik Rudy
berkata ditelingaku "Aku sudah lama rindu kepengen meraba jembutmu yang
lebat ini, baru sekarang berhasil lho !" Rangsangan Rudy pada susuku benar
benar membuat nafsuku jadi naik, karena cara Rudy merangsangku sangat halus
dan kalem sekali, tangannya dengan lembut memilin puting susuku sementara
tangannya yang satu berusaha menyelipkan jarinya diliang nonokku dan yang
paling membuat aku lemas adalah ciuman dan jilatan jilatan Rudy pada leher
serta daun telingaku. Benar benar luar biasa, teknik mencumbuku sangat
berbeda dengan Macan yang kasar itu. Aku benar benar tak tahan dengan semua
ini, tubuhku kusandarkan sepenuhnya kebadan Rudy sambil berbisik "Rud aku
takut kalau ketahuan tetangga lho !" Tetapi Rudy yang mungkin juga sudah
kesetanan tak perduli, malah aku didorongnya ketempat tidur dan didorongnya
aku keatas tempat tidur, karena masih malu aku tak mau terlentang, tetapi
aku terus saja telungkup dan menempelkan mukaku keatas kasur. Rudy tak
perduli meskipun aku tak mau terlentang, dia terus menciumi punggungku
mulai dari leher turun terus menyusuri pingganggu, kemudian ia bahkan
menggigit pelan pelan pantatku yang montok itu dengan gigitan mesra.
Rasanya aku sudah ingin menjerit minta disetubuhi saja, karena meskipun
nonokku sama sekali belum disentuh, tetapi cumbuan Rudy sudah membuat aku
banjir nggak karu karuan. Rasanya seluruh tubuhku jadi membengkak dan
mukaku terasa panas sekali, apalagi ketika Rudy menguakkan pantatku dari
belakang dan diluar dugaanku, lidahnya yang hangat itu mulai menjilati
lubang duburku, aku menjerit kecil merasakan kenikmatan ini. Benar benar
nikmat, rasa geli dan gatal yang ditimbulkan oleh gesekan lidah Rudy yang
kasap itu, rasanya dunia sudah berputar putar. Aku mandah saja ketika Rudy
mendorong tubuhku sehingga sekarang aku terlentang, tak ada sedikitpun
usahaku untuk menutupi tubuhku, kubiarkan Rudy menyaksikan tubuhku yang
hanya pernah dilihat Macan itu, kubiarkan dia memperlakukannya sesuka hati,
aku sudah pasrah dan menanti puncak dari kenikmatan ini. Ketika kulirik,
ternyata Rudy sedang melepas pakaiannya sendiri sehinga telanjang bulat,
kontolnya tak sebesar punya Macan tetapi benar benar kaku dan mendongak
keatas, warnanya coklat dan ujungnya merah tua menunjukkan kalau nafsunya
juga sudah memuncak. Aku menduga Rudy akan langsung memasukkan kontolnya
seperti kebiasaan Macan selama ini, sehingga ketika ia mendekatiku aku
langsung merenggangkan pahaku agar ia mudah memasukkan kontolnya itu.
tetapi dugaanku salah, ia justru menindihiku dan mencium bibirku dengan
mesra, kurasakan lidahnya menyelusuri bibirku serta menggigit bibirku
dengan lembut. Tanpa sadar aku telah memeluk Rudy dan menekan dadanya
kedadaku, tangan Rudy yang masih bebas dengan penuh keahlian meremas remas
susuku itu dan memilin pentilnya, ketika Rudy berbisik agar aku memegang
kontolnya, segera aku menurunkan tanganku dan langsung menggenggam kontol
Rudy. Terasa begitu hangat dan hidup kontol Rudy itu, tanganku dengan gemas
meremasnya sehingga kadang kadang Rudy terjengit karena sakit. Ketika Rudy
mengulum putingku, aku benar benar tak tahan, dengan suara serak kuminta
Rudy agar segera memasukkan kontolnya itu. Rudy benar benar seorang
penurut, tanpa menyuruh dua kali, ia langsung kembali menindihku dan
mengarahkan kontolnya keliang nonokku. Sekali tekan kontolnya yang
sebenarnya saja bukan ukuranku langsung amblas kedalam liang nonokku.
Sejujurnya saja aku saat itu tak merasakan sama sekali geseran kontol Rudy
diliang nonokku, tetapi diluar dugaanku, Rudy benar benar jagoan ! Dengan
gerakan gerakan yang ritmis dia mulai menusukkan kontolnya keliangku,
tetapi dia tidak melakukannya secara lurus melainkan justru dia menusuknya
menyamping sehingga ujung kontolnya menabrak dinding nonokku yang peka itu.
Aku jadi kelojotan oleh gerakan Rudy ini, tak kusangka meskipun kontolnya
termasuk kecil bagi seorang perempuan --- - sepertiku, tetapi cara mainnya
benar benar luar biasa ! Aku jadi merintih rintih oleh permainan Rudy,
bahkan kadang kadang ia mencabut kontolnya dan dengan cara dipegang ia
menggeser geserkan ujung kontolnya keitilku, setelah agak lama langsung
ditusukkan sehingga kontolnya masuk lagi. Tak tahan dengan semua ini, aku
mencakar cakar, entah apa yang kucakar tetapi yang pasti saat itu aku
memuntahkan semua kerinduanku akan kontol yang sejati sehingga aku
berkelojotan menumpahkan semua rasa nikmat yang terkumpul dinonokku itu.
Entah berapa kali aku mencapai kepuasan, tetapi Rudy masih tetap tangguh
meremasnya sehingga kadang kadang Rudy terjengit karena sakit. Ketika Rudy
mengulum putingku, aku benar benar tak tahan, dengan suara serak kuminta
Rudy agar segera memasukkan kontolnya itu. Rudy benar benar seorang
penurut, tanpa menyuruh dua kali, ia langsung kembali menindihku dan
mengarahkan kontolnya keliang nonokku. Sekali tekan kontolnya yang
sebenarnya saja bukan ukuranku langsung amblas kedalam liang nonokku.
Sejujurnya saja aku saat itu tak merasakan sama sekali geseran kontol Rudy
diliang nonokku, tetapi diluar dugaanku, Rudy benar benar jagoan ! Dengan
gerakan gerakan yang ritmis dia mulai menusukkan kontolnya keliangku,
tetapi dia tidak melakukannya secara lurus melainkan justru dia menusuknya
menyamping sehingga ujung kontolnya menabrak dinding nonokku yang peka itu.
Aku jadi kelojotan oleh gerakan Rudy ini, tak kusangka meskipun kontolnya
termasuk kecil bagi seorang perempuan --- - sepertiku, tetapi cara mainnya
benar benar luar biasa ! Aku jadi merintih rintih oleh permainan Rudy,
bahkan kadang kadang ia mencabut kontolnya dan dengan cara dipegang ia
menggeser geserkan ujung kontolnya keitilku, setelah agak lama langsung
ditusukkan sehingga kontolnya masuk lagi. Tak tahan dengan semua ini, aku
mencakar cakar, entah apa yang kucakar tetapi yang pasti saat itu aku
memuntahkan semua kerinduanku akan kontol yang sejati sehingga aku
berkelojotan menumpahkan semua rasa nikmat yang terkumpul dinonokku itu.
Entah berapa kali aku mencapai kepuasan, tetapi Rudy masih tetap tangguh
merojokkan kontolnya yang tetap perkasa itu. Badanku rasanya sangat enteng,
aku tak tahan dengan semuanya ini, aku meminta Rudy agar berhenti dengan
semua ini. Badanku benar benar lemas, kucoba untuk mendorong Rudy dari atas
badanku. Rupanya Rudy benar benar seorang yang penurut, ia mencabut
kontolnya dan berbaring disampingku. Kudengar nafasnya mendesah desah
seperti orang bekerja keras, ketika kuraba kontolnya, ternyata masih kaku
..... Rudy berbisik ketelingaku, " Ayo dilanjutkan, aku masih belum keluar
lho ! " Aku tak sanggup untuk menjawab, aku hanya menggelengkan kepalaku.
Rudy tersenyum melihat aku tergeletak lemas ini, dia malahan mendekatkan
bibirnya kenonokku yang basah kuyup dengan lendir dari nonokku sendiri itu,
tanpa ragu ia menjilati cairan lendir yang mengalir dari nonokku itu dan
menelannya. Bahkan ia sepertinya ingin mengeluarkan semua lendir itu sampai
yang ada didalam nonokku dan ditelannya semua. Aku benar benar kagum dengan
Rudy, suamiku benar benar tak ada artinya dibandingkan dia ini. Rasa geli
yang ditimbulkan oleh jilatan Rudy membuat aku mulai terangsang lagi, namun
aku masih ingin mengumpulkan kekuatan dulu, aku jadi merasa malu dengan
Rudy karena seolah olah aku ini perempuan yang hiper seks, karena begitu
mudah dikalahkan oleh dia. Aku ingin membalasnya dan membuat Rudy juga
mengakui kehebatanku ! Begitu aku merasa segar, aku segera bangkit dari
tidurku dan langsung kugenggam kontol Rudy serta kutuntun kemulutku,
kuhisap kontol Rudy sampai habis dan kubiarkan tetap didalam mulutku sambil
kukenyot kenyot seperti permen. Rudy merintih rintih keenakan, tangannya
menjambak rambutku seolah olah ia ingin agar aku melepaskan hisapan itu,
tetapi aku tak mau, malahan kugelitik pelirnya dengan jariku dan kuselipkan
jariku diliang duburnya. Rudy menggerak gerakkan pantatnya ingin lepas dari
rangsanganku, dia benar benar tak tahan geli " Jangan, aku tak tahan geli,
nanti malah nggak ngaceng ! Aku tertawa mendengar kata katanya itu, ketika
kulepaskan hisapanku, aku langsung mengangkangi
Rudy dan menyelipkan kontolnya diantara kedua pahaku, sekali tekan
kontolnya amblas ditelan nonokku. Kuputar putar pantatku untuk membuat
kontol Rudy merasa enak, tetapi yang terjadi justru aku yang kegelian
sendiri, kontol Rudy benar benar enak. Tak tahan dengan semua ini, aku
merebahkan badanku disampingnya sehingga kontolnya kembali bebas. Rudy
membalikkan badanku sehingga tengkurap, kurasakan ia menguakkan pahaku dari
belakang, dan sebelum aku menyadari apa yang akan dilakukannya, kurasakan
kontolnya sudah menerobos nonokku dari belakang. Sekali ini aku merasa
kontol Rudy menyenggol liang rahimku yang paling dalam, gerakan Rudy yang
berputar mebuat aku makin geli, kuputar juga pantatku berlawanan arah
dengan gerakan Rudy, kali ini aku menemukan kelemahan Rudy, karena begitu
aku memutar pantatku, Rudy langsung melenguh dan kurasakan air maninya yang
hangat menyembur memenuhi dinding dinding nonokku itu. Rasa hangat air
maninya membuat aku juga tak tahan lagi, akupun memuntahkan cairan
kenikmatanku entah untuk yang keberapa kalinya, aku merasa kembali lemas.
Badanku dan badan Rudy penuh dengan keringat begitu juga dengan sprei
tempat kami bersetubuh basah kuyup dengan keringat dan juga dengan cairan
dari kemaluan kami. Sambil tetap mengangkang aku tertidur lelap sekali,
Rudy juga tertidur sambil merebahkan kepalanya disusuku. Aku
tak pernah melupakan hari itu, inilah pertama kalinya aku bersetubuh habis
habisan sampai bukan sekedar puas bahkan sampai hampir pingsan. Aku terus
menciumi Rudy dengan penuh kelegaan, kuremas remas rambutnya . Memang
rupanya Rudy ditakdirkan untuk menjadi pemuas nafsuku yang selalu
bergejolak itu, karena dari omongan Rudy aku berkesimpulan bahwa dia itu
hiper seks, isterinya sendiri sampai minta ampun jika harus main dengan
dia, karena kuatnya luar biasa. Dia mengatakan bahwa dengan aku dia
menemukan lawan tanding yang betul betul seimbang. Aku dan Rudy sepakat
untuk memanfaatkan setiap waktu yang ada untuk bersetubuh terutama kalau
Macan pergi. Aku sudah membayangkan bahwa setelah ini hari hariku tak akan
lagi hambar tetapi akan menjadi menyenangkan karena Rudy akan mengisi
kekosonganku dengan kontolnya yang ampuh itu.  

keenam  

Macan benar benar tak pernah curiga dengan Rudy yang selalu meniduri aku
itu, padahal setiap kali Macan pergi aku selalu menelepon Rudy agar datang
kerumah, dan Rudy selalu memenuhi undanganku itu, bahkan seringkali juga
aku yang datang kerumah Rudy bilamana isterinya sedang pergi. Yang paling
edan, pernah juga ketika Macan sedang sakit dikamar, aku dan Rudy main
dikamar tamu tanpa dicurigai Macan. Aku selalu menghindari kecurigaan Macan
dengan berbicara secukupnya dengan Rudy. Suatu kali hampir saja aku
ketahuan kalau barusan main dengan Rudy. Ceritanya sore itu aku main dengan
Rudy yang katanya baru datang dari Surabaya dan mampir kerumahku, kebetulan
anak anakku sedang pergi les jadi aku bisa melayaninya. Selesai main satu
kali, Rudy cepat cepat minta pulang, bahkan ia tak sempat mencuci kontolnya
yang masih berlepotan lendir itu, begitu juga denganku. Ketika Macan
pulang, dia kok mendadak saja memelukku serta meraba nonokku yang tak pakai
celana dalam itu. Dengan agak curiga dia bertanya kok kepunyaanku basah
kuyup, dengan menahan perasaanku yang agak ketakutan kukatakan saja kalau
aku barusan main sendiri ketika ia datang. Untunglah Macan tak berminat
untuk membantu aku memuaskan diriku sendiri, dia malahan terangsang dengan
ceritaku dan langsung menyetubuhi aku diatas meja makan, kontolnya yang
agak lemas itu dengan mudah ditelan nonokku. Dengan napas mendesah desah
Macan menusukkan kontolnya dan setelah beberapa kali dia sudah memuntahkan
air maninya. Aku bergaya agak marah karena dia lagi lagi tak berkutik
menghadapi nonokku. Dan seperti biasanya juga Macan tak memperdulikan
kekecewaanku itu. Dalam hati aku berpikir kalau Macan itu pria yang sangat
goblok, masakan tak merasa kalau isterinya barusan dipakai oleh orang lain.  

Bagiku kontol Rudy sangat memuaskan tetapi ternyata bukan Rudy satu satunya
yang dapat memuaskan aku, karena ternyata banyak pengalamanku yang lain
kudapat bukan dari Rudy saja. O.K., apakah kalian siap ? Kita teruskan
ceritaku dengan pengalaman pengalamanku yang lain ya ! 

Aku punya seorang teman perempuan yang bernama Tina, sebenarnya dia sudah
kukenal sejak aku duduk dibangku SMA, dia adalah kakak kelasku. Yang selalu
kuingat dari mbak Tina ini adalah wajahnya yang sangat cantik dan punya
banyak penggemar dikalangan pelajar disekolahku. Ketika dia lulus SMA, aku
tak pernah lagi mendengar kabar beritanya lagi. Kejutan yang kudapat adalah
ketika aku berbelanja disebuah supermarket, seorang ibu yang berdandan rapi
sekali menyapaku dengan menepuk pundakku " Ida kan ?, lupa sama aku ya !"
Aku menerima uluran tangannya sambil berusaha mengingat ingat wajah cantik
yang ada didepanku itu ! Melihat aku yang kebingungan, wanita itu spontan
menjelaskan : " Aku Tina, dari SMA I, masak lupa !" Aku langsung menjerit
kecil dan kupeluk dia, Ketika kutanya kok dia bisa muncul dikotaku, dia
menjawab kalau dia sedang ada tugas dari kantornya, dengan gembira dia
menarikku masuk kesebuah rumah makan yang ada disupermarket. Hampir satu
jam kami bercakap cakap mengoyak masa lalu, karena meskipun dia sekelas
diatasku, tetapi karena aku termasuk cewek cakep juga disekolah, maka dia
seringkali berteman denganku. Mbak Tina menanyakan berapa anakku, suamiku
kerja dimana dan lain sebagainya, tetapi ketika kutanya mengenai dirinya,
dia hanya tertawa saja dan berkata kalau dalam satu dua hari ini dia akan
mengunjungi aku. Dalam perjalanan pulang kerumah aku terus teringat pada
mbak Tina, sicantik yang dulu begitu langsing dan putih, saat inipun
tubuhnya boleh dikata tidak berubah bahkan kelihatan lebih segar karena
rupanya dia sukses dengan bisnisnya yang bergerak dibidang perbankan,
dirumah aku sempat bercerita pada Macan tentang mbak Tina dan kukatakan
juga kalau dia akan berkunjung dalam waktu dekat ini.  

Kedatangan mbak Tina dirumahku benar benar suatu kegembiraan tersendiri
bagi keluargaku, meskipun dia belum pernah mengenal Macan suamiku, tetapi
dia memberinya hadiah begitu juga dengan kedua anakku. Untuk aku sendiri,
mbak Tina memberiku sebuah kalung mutiara yang amat indah. Macan juga ikut
bergembira, dia juga ikut menemui mbak Tina dan banyak berbicara juga, mbak
Tina kelihatan sangat menyukai Macan, dia banyak berjanji akan membantu
Macan dengan pekerjaannya. Lama mbak Tina dirumahku, tak kuduga mbak Tina
mengajakku untuk pergi kehotelnya, katanya masih kepengen berbicara banyak
denganku, Macan tak keberatan sama sekali, karena itu aku segera berganti
pakaian dan langsung ikut dengan mobil mbak Tina, sebuah Mercedes 320 yang
masih baru, katanya milik kantor cabang yang dikotaku.  

Mbak Tina menempati sebuah suite room yang besar dan mewah, aku langsung
duduk disofa sambil menikmati keindahan kamar hotel kelas satu dikotaku
ini. Mbak Tina sendiri langsung berganti pakaian, sambil terus menerus
bercerita panjang lebar. Entah mengapa hatiku jadi berdebar ketika melihat
mbak Tina begitu bebas membuka pakaiannya didepanku, aku memandang dadanya
yang berlapis beha serta selangkangannya yang hanya memakai celana dalam
yang sangat kecil sehingga tak dapat menutupi kerimbunan jembutnya. Dengan
hanya memakai beha dan celana dalam saja, mbak Tina bercerita segala macam
kepadaku sampai akhirnya dia masuk kekamar mandi. Aku melihat tivi
sendirian sambil membayangkan mbak Tina yang begitu cantik dengan tubuh
yang sangat ideal sekali, karena bagiku yang berpostur tinggi besar ini,
adalah suatu kegembiraan bila bisa memiliki tubuh seperti mbak Tina.
Tinggi, langsing tetapi padat dan berisi, benar benar menarik, buah dadanya
bulat dan mengkal dan tak sedikitpun kendur, pantatnya besar dengan perut
yang rata, kalau masalah jembut, mungkin sama dengan kepunyaanku yang
lebat, hanya saja mbak Tina rupanya tak pernah mencukur jembutnya sehingga
semrawut keluar semua dari balik celana dalamnya yang ukuran mini itu. Aku
membayangkan tentu suaminya puas menghadapi mbak Tina ini, tetapi aku juga
berpikir lagi, kok tega suaminya membiarkan mbak Tina bekerja sampai keluar
kota segala, bukankah mereka sudah kaya raya ? Belum sempat aku memikirkan
jawabannya, mbak Tina sudah keluar dari kamar mandi dengan berbalutkan
kimono, wajahnya segar sekali dan kelihatan makin cantik. Mbak Tina
menyuruhku mandi karena dia ingin mengajak aku untuk makan malam dibawah,
ketika kukatakan bahwa aku nggak membawa ganti, dia mengatakan kalau
pakaian yang kupakai sudah bagus hanya sebaiknya aku mandi saja dulu.
Kuturuti saran mbak Tina dengan bangkit berdiri dan menuju kamar mandi,
setelah kututup pintunya aku segera membuka pakaianku sehingga akupun
telanjang bulat. Didepan kaca kamar mandi yang lebar itu, aku memandang
tubuhku sendiri, begitu berbeda dengan tubuh mbak Tina yang langsing,
tubuhku sangat montok dengan susu yang besar, nonok yang mencembung
ditutupi jembut yang begitu lebatnya, aku membayangkan seandainya mbak Tina
berdiri disampingku tentu akan tampak pemandangan yang sangat kontras. Baru
saja aku akan masuk ke badkuip untuk mandi, pintu kamar mandi diketuk oleh
mbak Tina, ketika kutanya dia menjawab "Biar nggak terlalu lama, sekalian
saja aku mengeringkan rambut ya !" Tanpa ragu ragu aku segera membuka pintu
kamar mandi dan membiarkan mbak Tina masuk untuk mengeringkan rambut dengan
hair dryer yang ada dikamar mandi. Begitu didalam kamar mandi dan melihat
tubuhku yang telanjang bulat itu, mbak Tina tak henti hentinya berdecak
sambil berkata " Aduh Ida, badanmu bagus sekali ya, tak kusangka kalau
dadamu masih begitu kencang !" Matanya terus memandang tubuhku dengan mata
yang berbinar binar, aku hanya tertawa sambil menjawab kalau tubuh mbak
Tina juga bagus. Diluat dugaanku, mbak Tina bukan hanya berbicara, tetapi
tangannya juga ikut ikutan meraba badanku, bahkan dia juga meremas lembut
lenganku kemudian dia juga meraba susuku serta meremasnya. Aku agak
terperangah dengan kelakuan mbak Tina ini, terasa geli ketika mbak Tina
menyentuh pentil susuku yang peka itu. Dengan suara yang agak serak, mbak
Tina menyuruhku untuk segera mandi, tetapi dia tak beranjak memandangku.
Ketika aku mulai menggosok badanku dengan sabun, mbak Tina menawarkan untuk
membantu menggosok badanku. Dengan telaten dia menyabuni badanku, ketika
mbak Tina menyabuni susuku, aku dibuatnya menggelinjang karena mbak Tina
bukan hanya menggosok tetapi juga meremas dengan lembut, aku tertawa geli
karena aku jadi terangsang dengan remasannya, apalagi ketika tangan mbak
Tina mulai mengembara keselangkanganku, karena aku diam saja, maka tanpa
sungkan mbak Tina mulai meremasi bukit nonokku bahkan menyelipkan jarinya
kedalam liang nonokku. Aku jadi merintih dan mendorong jari mbak Tina,
karena rasanya benar benar aduhai geli geli nikmat. Mbak Tina hanya
tersenyum melihat sikapku itu, ia hanya menyuruhku agar cepat menyelesaikan
mandi. Aku segera mengeringkan badanku dengan handuk dan bermaksud memakai
kembali pakaianku, ternyata pakaianku tak ada dikamar mandi, rupanya dibawa
keluar oleh mbak Tina. Ketika kutanyakan dijawabnya karena dia kuatir kalau
basah. Aku terpaksa keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk
saja, ketika itu kulihat mbak Tina berbaring ditempat tidur juga dalam
keadaan telanjang bulat, pahanya agak terentang sehingga menampakkan celah
nonoknya yang merah kehitam hitaman, benar benar posisi yang sangat
merangsang sehingga aku yang seorang perempuan juga menelan ludah melihat
pemandangan yang menggiurkan itu. Aku sendiri tanpa sadar sudah melepaskan
handuk dan mulai mengambil celana dalamku yang tergeletak didekat tempat
tidur. Saat itulah mbak Tina bangkit dari berbaringnya serta menarik
tubuhku yang polos itu keatas tempat tidur, dengan tanpa sungkan mbak Tina
mulai menciumi susuku serta meraba raba nonokku. Aku menggelinjang geli
disamping rasa aneh karena merasa sama sama perempuan. Mbak Tina tak
perduli dengan sikapku, ia terus meremas remas tubuhku dengan penuh nafsu
dan yang tak pernah kupikirkan, mbak Tina mulai menjilati nonokku, aku
berusaha mendorong kepala mbak Tina, tetapi mbak Tina rupanya sudah
dikuasai nafsu sehingga usahaku tak berhasil. Aku merasa risih dan juga
geli bercampur nikmat, risih karena mbak Tina sesama perempuan berbeda
dengan Macan atau Rudy yang lawan jenis, geli dan nikmat karena memang
jilatan lidah mbak Tina terasa berbeda sekali dengan jilatan laki laki.
Begitu lembut tetapi sangat terasa nikmatnya, apalagi ketika mbak Tina
memusatkan jilatannya pada ujung itilku yang peka itu, aku merintih rintih
sambil mengangkat angkat pantatku saking enaknya. Jilatan mbak Tina terus
berpindah pindah, kadang kadang menggelitik bibir nonokku, kadang kadang
masuk kedalam liangnya, saking tak tahannya aku sampai terduduk diatas
tempat tidur itu sambil tanganku menekan kepala mbak Tina agar makin terasa
nikmatnya. Saat itu mbak Tina tiba tiba menghentikan jilatannya dan ia
menerkamku sehingga aku kembali terlentang diatas tempat tidur, dengan
penuh nafsu ia mencium bibirku serta menyodokkan lidahnya yang hangat
kedalam rongga mulutku, tanpa dikomando aku sudah memeluk mbak Tina dengan
penuh nafsu juga, kulayani ciumannya yang hangat itu, sementara tangan mbak
Tina terus meremas remas buah dadaku. Ketika mbak Tina berbisik ditelingaku
agar aku juga menjilati nonoknya, tanpa disuruh dua kali aku langsung
menungging dan mulai menjilatinya, tetapi mbak Tina merubah posisiku
sehingga sekarang posisi kami menjadi 69 seperti biasanya kalau aku dan
Rudy saling hisap. Dengan posisi ini mbak Tina yang ada dibawahku juga
dapat aktif menjilati nonokku, sementara aku sendiri sambil menahan rasa
geli yang diberikan mbak Tina juga ikut menjilati nonoknya yang sudah basah
karena menahan nafsu itu. Nonok mbak Tina berbau harum, ketika kupentang
bibir nonoknya, itilnya yang kecil menonjol keluar, kaku dan bulat seperti
kacang. Ketika kujilati benda bulat itu, mbak Tina menjerit lirih, aku tak
perduli kuteruskan menjilati itil yang sangat peka itu. Namun bagaimanapun
juga aku yang sudah sejak tadi dirangsang dengan segala macam jilatan
seorang akhli akhirnya tak dapat juga menahan rasa nikmat, dengan melenguh
keras aku mencapai orgasme. Melihat aku mencapai kepuasan itu, mbak Tina
menekan pantatku agar nonokku makin menempel pada mulutnya. Aku tak tahan
dengan semua ini, tanpa kusadari badanku lemas dan menindih mbak Tina yang
ada dibawahku dalam posisi 69. Mbak Tina diam saja, malahan dia memelukku
erat erat dan mengelus elus tubuhku. Ketika dilihatnya aku sudah tenang
kembali, mbak Tina mendorong badanku sehingga terguling kesampingnya dan ia
bangun untuk mengambil sesuatu dari tasnya, ternyata yang dikeluarkan
adalah kontol karet seperti kepunyaanku, tetapi ini lebih menarik karena
ujung kontolnya ada dua dan lebih besar batangnya. Dengan tubuh yang penuh
keringat badan mbak Tina kelihatan seksi sekali, apalagi ketika dia
memasukkan ujung kontol yang satu kedalam nonoknya, langsung nonoknya
merekah menampakkan itilnya yang seperti kacang itu, ketika mbak Tina
menggerak gerakan kontol karet itu, nampak sekali kalau itilnya juga
tergesek, karena kulihat itilnya sampai melesak karena gosokan kontol karet
itu. Mbak Tina memejamkan mata sambil merojok kontol karet itu keliang
nonoknya dengan penuh semangat, aku diam saja menyaksikan semua tingkah
laku mbak Tina ini, suatu saat mbak Tina berhenti dan dengan ujung kontol
yang satu masih terbenam dalam nonoknya, mbak Tina mendekati nonokku yang
terkuak lebar itu dan menekannya. Karena panjangnya luar biasa, aku
merintih ketika ujung kontol karet itu menyenggol dasar rahimku dengan
keras sekali. Tetapi ketika mbak Tina memelukku dan menyuruhku memutar
mutar pantat sementara bibirnya dengan rakus menciumi bibirku, aku jadi
terangsang lagi. Rasa geli memenuhi rongga nonokku ketika seluruh dinding
nonokku dipadati dengan kontol karet itu, tetapi sebenarnya yang sangat
merangsang adalah ciuman mbak Tina serta gesekan susunya pada susuku yang
membuat aku sekali lagi mencapai kepuasan. Aku tak tahu kapan mbak Tina
mencapai kepuasannya, tetapi aku yakin mbak Tina sudah mendapatkannya,
karena ia tersenyum ketika melihat aku mencapai kepuasan berkali kali,
dengan lembut ia menciumi dadaku yang penuh keringat serta menjilati pentil
susuku. Aku benar benar tak menyangka kalau aku akan mendapat kepuasan
seperti ini, rasanya aku bisa melupakan enaknya kontol yang asli untuk
sesaat dikarenakan kepintaran mbak Tina memuaskan nafsuku.  

Sambil berbaring telanjang bulat diatas tempat tidur, mbak Tina bercerita
tentang kebiasaannya bermain seks dengan sesama wanita. Mbak Tina
menyatakan bahwa dia suka dengan wanita tetapi dia juga suka dengan pria.
Tetapi bagaimanapun juga katanya dia lebih suka dengan wanita, karena
dengan wanita dia punya rasa cinta tetapi pada pria dia hanya punya nafsu
saja. Ketika mbak Tina bertanya kepadaku tentang Macan, kujawab sejujurnya
bahwa Macan impoten dan aku punya cowok lain yang mampu memuaskan aku. Mbak
Tina tertawa dan tak percaya kalau Macan itu impoten. Ketika aku bercerita
tentang Rudy, mbak Tina kembali terangsang dan dengan terang terangan dia
minta aku untuk menjilati nonoknya, aku pun melakukannya sambil mbak Tina
juga aktif menggosok itilnya dengan jari, sampai akhirnya kembali dia
mencapai klimaks. Sekitar jam 10 malam barulah mbak Tina mengantar aku
pulang, Macan tak curiga apapun padaku, malah dia yang kerasan berlama lama
menemani mbak Tina berbincang diruang tamu, akupun turut menemani mereka
berbicara. Mbak Tina kelihatan sangat senang berbicara dengan Macan,
pembicaraannya kadang kadang seronok sekali, akupun hanya ikut nimbrung
saja, karena aku kuatir kalau Macan curiga padaku. Tetapi kalau
kuperhatikan semua pembicaraan mbak Tina tak sedikitpun yang berbau hubunga
sejenis, malahan mbak Tina banyak bicara soal cowok yang ideal dan macam
macam mengenai hubungan seks antara pria dan wanita. Entah karena kurang
dilibatkan atau karena memang terlalu kerja keras ketika " main" dengan mbak
Tina, aku jadi mengantuk dan berkali kali aku menguap. Mbak Tina rupanya
melihat kalau aku lelah, maka ia menyuruhku untuk tidur saja, sementara dia
masih betah berbicara dengan Macan. Aku mengiakan dan meminta maaf lalu aku
segera masuk untuk tidur. Sambil berganti duster tidur, selintas terpikir
olehku, seandainya saja Macan tidak impoten, aku rela kalau Macan memberi
kenikmatan pada mbak Tina, aku yakin kontol Macan lebih enak daripada
kontol karet, dan juga jilatan lidah Macan pasti akan membuat mbak Tina
kelabakan.  

Entah berapa lama aku terlelap, namun ketika aku tersadar kulihat Macan
masih belum masuk kamarku sementara diluar juga sudah sepi. Dengan agak
malas aku duduk ditempat tidur, aku jadi bertanya tanya, apakah mbak Tina
belum pulang, apalgi kok didepan sepi sekali. Namun ketika kudengarkan
dengan cermat, sayup sayup kudengar suara bisikan diluar. Hatiku jadi
berdebar debar penuh ingin tahu apa yang dilakukan mbak Tina dan Macan,
meskipun dalam hatiku aku ragu kalau Macan mampu "main" dengan mbak Tina,
namun dalam hati aku tetap curiga kalau diluar pasti ada sesuatu yang
berkaitan dengan masalah seks.  

Benar saja, ketika pelan pelan kubuka pintu kamar dan mengintip keluar,
kulihat mbak Tina sedang menggenggam kontol Macan serta menghisapnya, yang
membuat aku terkejut sekali, ternyata kontol Macan bisa ngaceng sehingga
tegak berdiri dan besar sekali. Seumurku rasanya aku belum pernah melihat
kontol Macan segagah ini, saking panjangnya kontol Macan, ketika mbak Tina
mengulumnya, sepertinya hanya kepalanya saja yang masuk kedalam mulut
sedangkan sebagian besar batangnya tak muat dalam mulut mbak Tina. Mbak
Tina sendiri masih berpakaian lengkap sedangkan Macan sudah melepas
celananya hingga separuh telanjang. Saking asyiknya, mereka tak mengetahui
kalau aku keluar dari kamar dan beringsut ingsut mencari tempat yang
strategis untuk mengintai apa yang mereka lakukan. Hatiku berdebar debar
sementara nafsuku jadi memuncak melihat kerakusan mbak Tina mengulum kontol
Macan itu. Aku bersembunyi dibelakang bupet sehingga aku dapat melihat
dengan leluasa saat Macan mengejang ketika Mbak Tina menjilati batang
kontolnya kemudian berpindah menjilati buah pelir Macan, kurasakan nonokku
menjadi basah menyaksikan adegan yang super seram ini, tak kusangka bahwa
Macan yang biasanya impoten menghadapi aku sekarang bisa ngaceng segagah
itu dihadapan mbak Tina, rasanya aku kepengen keluar dari persembunyianku
dan langsung ikut menikmati kontol Macan, tetapi hatiku masih menahan
karena aku ingin melihat bagaimana permainan mbak Tina bila dengan laki
laki.
Macan rupanya sudah tak tahan dengan jilatan serta kuluman mbak Tina itu,
ia merengkuh mbak Tina kedadanya serta menarik celana panjang mbak Tina
agar supaya juga telanjang. Mbak Tina yang mengerti maksud Macan segera
berdiri dan melepas celana panjangnya sekaligus juga celana dalamnya.
Melihat jembut mbak Tina yang lebat itu, Macan yang aku ketahui gila nonok
itu langsung menerkam mbak Tina dan mendudukkannya disofa, tanpa sungkan
Macan langsung merentangkan paha mbak Tina dan secepat itu pula wajah Macan
tenggelam diantara selangkangan mbak Tina. Mbak Tina, menggeliat geliat
karena jilatan Macan itu, aku dapat membayangkan betapa enaknya itil yang
dijilat oleh lidah Macan yang kasar itu. Tangan mbak Tina meremas remas
kepala Macan serta menekannya kepangkal pahanya, tangan Macan menggapai
gapai mencari dada mbak Tina yang masih memakai blouse itu, mbak Tina
segera membuka blousenya dan melepas behanya sehingga Macan leluasa meremas
remas susunya yang bulat mengkal itu. Mbak Tina yang rupanya masih kurang
puas dengan jilatan Macan, menggunakan kedua tangannya untuk membentang
bibir nonoknya sehingga lidah Macan bisa makin dalam menyelusup kedinding
dalam nonoknya yang sangat sensitif itu. Mbak Tina makin merintih rintih,
sampai akhirnya dengan suara serak dia minta pada Macan memasukkan
barangnya itu. Macan dengan sigap berdiri sementara mbak Tina berbaring
disofa dimana biasanya aku juga pernah main dengan Macan juga dengan Rudy,
kakinya yang satu dinaikkan diatas sandaran kursi sedangkan yang satunya
dipentang lebar dan naik keatas meja kaca. Macan berlutut diantara paha
mbak Tina dan tangannya menggenggam kontolnya yang seperti anak kucing itu
serta menempatkannya diantara bibir nonok mbak Tina, dengan gerakan cepat
Macan yang memang kasar itu menekan kontolnya memasuki nonok mbak Tina, dan
begitu kontol itu amblas seluruhnya, mbak Tina menjerit lirih sambil
menggigit pundak Macan. Kakinya yang tadi terentang lebar itu sekarang
menjepit pinggang Macan, Macan merojokkan kontolnya dengan keras sekali
seperti kebiasaannya, aku tak tahan melihat pantat mbak Tina yang berputar
cepat mengimbangi tusukan kontol Macan sementara nafas mereka sama sama
memburu, aku yakin mbak Tina sangat menikmati permainan seks ini, terbukti
mereka sudah tak memperdulikan keadaan sekelilingnya, padahal aku berada
dekat sekali dengan mereka. Tanpa kuduga, tiba tiba mbak Tina menyuruh
Macan untuk berhenti menggerakkan pantatnya, ia meminta Macan untuk merubah
posisinya. Sekarang mbak Tina menyuruh Macan untuk berbaring disofa, karena
tubuh Macan jangkung, maka kakinya melengkung, karena sofanya kurang
panjang, tapi kalau sudah nafsu naik keotak, mana mereka perduli, mbak Tina
langsung mengangkangi kontol Macan yang seperti tiang besi, lurus panjang
dengan ujungnya yang besar seperti jamur itu, sekali menekan, mbak Tina
membuat kontol Macan amblas, langsung mbak Tina tidak mengangkat pantatnya
lagi, tetapi dia justru memutar mutar pantatnya. Macan menggeliat geliat,
sementara mbak Tina meremas remas sendiri susunya yang sudah basah kuyup
dengan keringat itu.
Aku tak tahan melihat semua ini, aku juga ingin menyelesaikan nafsuku yang
naik gara gara adegan seks ini, berindap indap aku kembali kekamarku,
kuambil kontol karet kepunyaanku sendiri dan langsung kumasukkan kedalam
liang nonokku. Sengaja kugosokkan keujung itilku, karena disitulah pusat
rangsangan seks yang aku rasakan, aku menggigit bibirku ketika rasa geli
merasuki tubuhku, kubayangkan Rudy dan mbak Tina bersama sama mencumbuku,
yang satu menjilati nonokku sedang Rudy menusukkan kontolnya sambil
disenggol senggolkan kedinding nonok, dalam sekejap aku sudah merintih
karena aku telah mencapai kepuasan. Aku tak perduli dengan Macan dan mbak
Tina yang masih asyik didepan, itu urusan besok, yang penting saat ini aku
akan tidur, karena seharian tadi aku sudah berkali kali memuntahkan cairan
kenikmatan baik itu dengan mbak Tina maupun yang aku ikhtiarkan sendiri,
yang pasti semua ini besok akan aku ceritakan pada mbak Tina, bukannya aku
cemburu atau sakit hati, aku malahan senang kalau mbak Tina mampu membuat
kontol Macan jadi ngaceng lagi, aku juga tak perduli kalau nantinya dengan
aku Macan kembali tak bisa ngaceng, yang penting, aku sudah tahu belangnya,
jadi dia jangan terlalu memaksakan kehendaknya padaku, aku juga boleh
mencari kebebasan serta kepuasanku sendiri.

0 komentar: